Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Pertemuan Singkat 2010...

30 Oktober 2024   15:25 Diperbarui: 30 Oktober 2024   15:54 48 1

Suasana pagi hari begitu sejuk, desa yang Nia tinggali cukup damai & tentram. Seperti biasa Nia mau berangkat kerja. Tak lama kemudian teman-teman Nia menghampirinya, kemudian mereka berboncengan 3 (kayak cabe-cabean). Nia hanya bekerja disebuah toko kecil untuk membantu orang tuanya. Setiap habis gajian semua dikasihkan pada ibunya, Nia rela nggak pegang uang.

Waktu terus berjalan dan kegiatan sehari-haripun tetap dilakukan Nia seperti biasa. Tapi tidak dengan hari ini, terjadi perselisihan antara Nia dan ibunya. Tiba-tiba ibunya menyuruh Nia untuk nikah dengan anak (pemilik sawah yang letaknya bersebelahan dengan sawah ibunya sebut saja Yudi). Entah angin apa yang telah merasuki tubuh ibunya itu hingga membuat ibunya berpikir seperti itu. Dengan spontan Nia pun marah-marah pada ibunya dan menolaknya. Mungkin benar kalo orang tua itu ingin anaknya mendapatkan pasangan yang udah mapan. Tidak mau kemarahan menjadi-jadi, Nia pun memilih pergi dan berangkat kerja.

Di toko, Nia dengan mata sambabnya masih memikirkan kejadian tadi pagi, Nia nggak bisa fokus bekerja. Ternyata selain ibunya, saudara-saudara bapaknya juga ikut menasehatinya agar menurut kata-kata orang tuanya. Nia malah terus menangis dan memikirkan jalan keluarnya. Apa aku mati saja,"ucap Nia dalam hati" lalu tersadar pada ucapannya Nia pun istigfar berulang kali.

*
Hari berganti hari,bulan berganti bulan 

Disuatu tempat, kerabat ibu Nia ada yang meninggal, mereka mendapat kabar dari tentangganya H+2 setelah pemakaman. Karena masih dekat ibu Nia dan pakdenya pergi takziah. Waktu udah sore tandanya Nia dan teman-temannya bersiap-siap untuk pulang. Sampai dirumah Nia istirahat dan menunggu ibunya yang belum pulang. Mungkin karena tadi hujan, membuat mereka menunggu reda hujannya baru pulang.

Hujan udah reda, Ibu Nia dan pakdenya sampai rumah juga. Tiba-tiba Nia diajak ibunya balik lagi kerumah yang tadi dikunjunginya,sembari ngomong "ibu mau nitipin kamu ke pak Dedi anak kerabatnya yang kemarin meninggal itu. Ibunya berharap Nia bisa bekerja di kota dan mendapatkan pekerjaan yang mapan. Karena pas tadi takziah ibu Nia ngobrol sedikit sama pak Dedi,''apa ada lowongan untuk anaknya'', tanya ibu Nia pada pak Dedi. Ada bu,jawab pak Dedi. Ajak aja ke rumah bu anaknya, timpalnya lagi. Setelah menunggu hujan reda ibu Nia dan pakdenya berpamitan untuk pulang.

Waktu menunjukkan pukul 17.00 mereka sampai di rumah pak Dedi. Dan langsung disam pak Dedi untuk masuk ke dalam, mereka ngobrol panjang lebar, sampai satu keputusan terucap dari pak Dedi, nanti aku kabari kapan berangkat ke kotanya nduk (panggilan anak cewek bahasa jawa). Baik pak, jawab Nia. Karena udah malam juga Nia dan ibunya berpamitan untuk pulang.


Seminggu kemudian

Disebuah toko, tiba-tiba Nia mendapat sms dari nomor yang nggak dia kenal,"nduk kamu berangkat ke kota minggu ini ya"nomor itu tak lain adalah nomor pak Dedi. Perasaan Nia campur aduk, antara sedih dan senang. Sedih meninggalkan teman-teman tokonya dan senang bisa pergi ke kota untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Waktu udah sore, tanpa berpikir panjang Nia langsung berpamitan pada pemilik toko dimana Nia bekerja.

Demi masa depan nggak apa-apa mencoba, batin Nia. Sampai rumah Nia langsung menyiapkan apa saja yang harus dibawa dan dibutuhan untuk melamar pekerjaan besok. Waktu berputar, pagi haripun menyapa dengan panas terik matahari yang begitu panas, Ibu Nia pergi ke terminal bis untuk membeli tiket bis. Bis mereka berangkat jam 11 siang, Nia dan ibunya segera bergegas pergi ke terminal.

Sekali lagi dalam hati Nia berguman,"apa ini mimpi?''apa beneran aku akan bekerja ke kota?''apa aku bisa jauh dari orang tuanya?'' gumanannya itu langsung buyar saat mendengar suara tolelet mendekati mereka,yang tak lain adalah bunyi klakson dari bis yang akan mereka tumpangi.

Malampun tiba, suasana didalam bis begitu berisik karena suara musik yang kenceng, Nia dan ibunya nggak bisa tidur. Nia memlilih fokus melihat ke jendela menikmati pemandangan malam, karena ini merupakan pengalaman pertama Nia perjalanan jauh naik bis,Hhhiihii...

Tak terasa udah pagi, jam menunjukkan pukul 08.00 pagi, sebentar lagi sampai tujuan titik yang dikasih pak Dedi untuk turun dan nanti akan dijemput, pesan pka Dedi. Setelah beberapa saat bis mereka berhenti dan mereka pun turun. Sambil clingakclinguk Nia menoleh kekanan kekiri seperti mencari sesuatu, dari kejauhan mendekat 2 anak cowok bersama motornya masing-masing. Mereka adalah orang-orang yang disuruh pak Dedi untuk menjemput Nia dan ibunya,''apa ibu Nia?'',tanya salah satu anak cowok itu. Iya,Ibu Nia langsung menjawab. Saya disuruh pak Dedi untuk menjemput Ibu dan Nia, timpalnya. Kemudian merekan berboncengan satu sama lain.

Selama perjalanan ke rumah pak Dedi, Nia ngobrol sama Ryan, salah satu anak cowok tadi. Biar nggak canggung atau cuma basa basi aja. Di motor yang satu ibu Nia dibonceng sama Andy namanya, kata Ryan ke Nia. Dan ternyata Andy berasal dari desa yang masih satu kecamatan dengan Nia. Tak berselang lama setelah perjalanan kurang lebih 1,5 jam sampai juga di rumah pak Dedi. Turun dari motor Nia begitu takjub pada rumah pak Dedi, rumah yang nggak begitu besar tapi elegan dan bagus. Nia dan ibunya masuk ke dalam rumah, sementara dari dalam keluar seorang perempuan yang tak lain adalah istri pak Dedi, ibu Siti namanya. Mereka ngobrol sebentar dan menyuruh Nia untuk istirahat bersama ibunya di kamar yang udah disediakan.


*
*
* Flashback sedikit


Pak Dedi adalah seorang pengusaha kaya yang mempunyai banyak usaha, tak heran jika dia mempunyai banyak anak cowok yang bekerja padanya. Karena usahanya kebanyakan dibengkel mobil.


Malam hari pun tiba, suara mobil terdengar dari dalam rumah pak Dedi, tiba-tiba suara pintu utama kebuka, pak Dedi ternyata yang baru pulang kerja. Nia dan ibunya langsung bersalaman karena tadi mereka belum sempat bertemu karena pak Dedi udah berangkat ke kantor. Setelah pak Dedi selesai mandi,mereka memulai obrolan di ruang tengah,''nduk besok kamu udah mulai kerja ya,tambah pak Dedi''. Iya pak, jawab Nia dengar suara lirih. Sekalian ibu Nia menimpali kalo besok dia juga mau balik ke desa. Karena merasa nggak enak kalo berlama-lama disini, batin ibu Nia.


Didalam sebuah kamar Nia dan ibunya berpelukan satu sama lain, Nia menangis karena besok ditinggal balik ibunya, tak lupa juga ibunya pun menasehatinya untuk berhati-hati dalam bekerja.


Malam cepat berlalu...


Matahari pagi bersinar cerah, suara burung berkicauan, semua udah siap dengan kegiatan masing-masing. Begitu juga dengan Nia yang udah siap dengan pakaian rapi dan tas jinjingnya. Sebelum berangkat Nia berpamitan dulu sama ibunya karena nggak bisa ikut mengantarnya ke terminal. Hati-hati ya nak,''sambung ibunya''. Iya bu, jawab Nia sambil beranjak keluar rumah. Nampak di luar pagar ada  seorang cowok dengan motornya sedang menunggu seseorang, dan ternyata dia Andy, disuruh pak Dedi untuk mengantarkan Nia ke kantornya. Tanpa berpikir panjang Nia pun langsung membonceng dan motorpun melaju meninggalkan rumah pak Dedi.


Dalam perjalanan untuk mengurangi rasa tegang, canggungnya Nia mulai membuka obrolan tipis, dari nanya-nanya nama, alamat, alasan kerja ke kota dan tiba-tiba menjuru ke hal pribadi.''Udah punya pacar'',tanya Andy. Dengan agak kikuk Nia menjawab''mau fokus nyari uang dulu dan mengejar cita-cita'', sahut Nia. Mendengar jawaban Nia, Andy langsung fokus mengendarai motornya nggak berani melanjutkan pertanyaannya yang lain. Perjalanan selama 2 jam akhirnya mereka sampai tujuan, kantor pak Dedi. Dengan rasa deg-degan Nia pun masuk ke dalam, kemudian Nia dikenalkan satu persatu dengan karyawan yang lain.


Masih dengan rasa ketidakpercayaan bisa sampai disini, niat Nia saat ini hanya ingin fokus mencari uang dan membantu orang tuanya karena masih dalam ingatan Nia kalo tetangganya suka menjelek-jelekan keluarganya, Nia ingin mencapai cita-citanya dulu menjadi orang sukses seperti impiannya selama ini.


Waktu berlalu dengan cepat tak terasa udah 2 bulan Nia tinggal di kota, Nia masih tinggal di rumah pak Dedi karena dia dilarang untuk kos sendiri. Hingga hari itu tiba tepatnya Juli 2010 entah ada angin apa, dengan rasa tak percayanya, diterima Nia sms masuk dari nomor yang nggak ada namanya. Assalamu'alaikum Nia, ini nomorku Andy,''Oh nomor Andy'',guman Nia, yang memang Nia belum sempat tukeran nomor hp waktu itu. Setelah itu muncul lagi sma panjang lebar yang membuat Nia tercengang akan isinya. Tapi Nia fokus pada tulisan ''mau nggak kita pacaran?". Pikiran Nia kalut dan kacau dan belum bisa menjawab sms Andy, karena Nia masih ingat akan tujuannya pergi ke kota untuk apa. Malam mencekam, Nia susah untuk memejamkan matanya, hatinya masih berkutat memikirkan isi sms tadi. Tanpa ragu Nia akhirnya menelpon ibunya untuk sekedar sharing, entah apa nanti jawaban ibunya, yang penting Nia udah mengeluarkan semua isi kepalanya. Betapa shocknya dia mendengar reaksi ibunya, yang malah menyuruh Nia untuk menerima ajakan Andy untuk pacaran,''nggak apa-apa, nggak ada salahnya mencobanya karena kamu udah dewasa'', jawab ibunya. Nia dalam dilema panjang, kemudian dia meresapi kata-kata ibunya tadi.''ya nggak ada salahnya juga dicoba'', guman Nia. Akhirnya Nia memberanikan diri untuk menjawab sms dari Andy, sembari mengetik dihpnya"OK kita jalani dulu'',jawab Nia.







KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun