tumpukan kertas putih berkilau berubah lusuh penuh ungkapan
batang kayu yang kotak
telah berubah menjadi ukiran
eeee
kau tak kunjung pergi juga
kembali tisu yang hanya secuil
kini basah bak orang fitnes
rambut yang tertata
menjadi semakin acak
hahhhh
kau masih belum pergi juga
tembok yang semola berdiri kokoh
kini telah untuh
suara dengan irama pengusiran bergema di pucuk senja
hehhh
masih tak pergi juga
kenapa harus galau
kenapa kau begitu setia
kawan sejatikah? musuh?
katanya
galau dapat dilampiaskan
sudah di lampiaskan eeee
semakin lengket
katanya galau di buang jauh jauh
tak taunya malah semakin dekat
kenapa masih ada galu jugaa