Dampak Stunting Pada Anak
Selain pertumbuhan yang terhambat, stunting pada anak juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan juga sosial di masa depan. Dilansir dari Buletin Stunting Kemenkes RI tahun 2018 berikut beberapa dampak stunting.
Dampak stunting pada anak jangka pendek:
Meningkatkan potensi sakit dan kematian pada anak
Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal anak menjadi terhambat dan tidak optimal
Meningkatkan biaya kesehatan.
Dampak stunting pada anak jangka panjang:
Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa, lebih pendek ketimbang orang-orang seusianya
Meningkatkan risiko obesitas dan mengidap Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes, kanker, dan lain-lain.
Kesehatan reproduksi yang menurun
Kapasitas belajar dan performa yang tidak optimal saat masa sekolah
Produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal saat dewasa.
Selain dampaknya kita juga harus tahu apa saja sih ciri-ciri/ tanda bila anak mengalami stunting. Berikut ini adalah tanda dan ciri-ciri anak stunting yang wajib kita waspadai:
Bertubuh Pendek
Anak stunting sudah pasti akan memiliki perawakan pendek. Hal ini dapat dengan mudah dilihat dan dibandingkan dengan teman-teman seusianya.
 Sering Sakit
Salah satu gejala stunting adalah menurunnya fungsi kekebalan tubuh akibat kurangnya nutrisi dalam waktu berkepanjangan.
Menurunnya Kemampuan Kognitif
Ciri-ciri anak stunting ini adalah yang paling mengkhawatirkan. Stunting akan mengakibatkan kemampuan kognitif anak menurun, yang ditandai dengan IQ rendah bahkan hingga dikategorikan retardasi mental.
Bertambah Gemuk
Pada anak stunting, ia akan mengalami gangguan sistem endokrin tubuh yang memengaruhi metabolisme lemak. Hal tersebut membuat anak stunting lebih mudah gemuk akibat metabolisme lemak yang terganggu.
Setelah kita mengetahui ciri-cirinya kita juga tidak boleh langsung mendiagnosa sendiri kondisi anak kita, misal anak kita ada ciri-ciri stunting itu belum tentu anak kita terdiagnosa stunting lebih baik konsultasi dengan dokter yang lebih berpengalaman agar penanganannya benar mengenai kesehatan anak kita.
Kita tidak usah khawatir, karena WHO sudah memberikan solusi pencegahan stunting. WHO menyebut bahwa stunting tidak dapat disembuhkan, namun bisa kita cegah. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan stunting.
Kesehatan ibu yang baik
Memenuhi asupan gizi ibu hamil
Pentingnya ASI eksklusif untuk pencegahan stunting
Memberikan makanan pendamping air susu ibu (MPASI)
Rajin ke Posyandu
Menjaga kebersihan sanitasi dan limgkungan
Jaga kebersihan makanan
Stunting masih mejadi salah satu masalah kesehatan yang banyak diderita oleh anak-anak di Indonesia. Pengetahuan mengenai stunting ini sangat perlu ditujukan kepada calon ibu dan para ibu-ibu agar kita dapat mencegahnya. Kan pepatah mengatakan lebih baik mencegah daripada mengobati. Pemerintah telah menargetkan penurunan stunting hingga 14 persen pada tahun 2024. Agar target penurunan angka stunting nasional tetap tercapai, dibutuhkan strategi kebijakan di tingkat daerah dengan cara mengadakan sosialisasi terhadap bahaya stunting.
Sumber : 1. dr. Inggriani Tobarasi, SpA, Mkes
  2. Hijrotul Musyarofah, S.Kep
 3. WHO (World Health Organization)