Setidaknya sudah dua minggu aku mengenal lelaki itu. Dan sangat wajar jika aku menganggap dirinya masih tabu untuk dibahas. Tapi, anehnya, selalu ada waktu untuk meracik sebuah puisi untukku. Entah saat aku memintanya atau aku lupa untuk menagih kata-kata yang tidak dijanjikannya. Rasa-rasanya, tidak ada yang aneh dariku; menarik pun tidak. Tanpa embel-embel apa pun, diceritakannya padaku tentang kesibukannya. Bukan hanya itu, setiap aktivitas yang tidak menyibukkan juga tidak jarang aku diberi tahu.
KEMBALI KE ARTIKEL