Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

"www.kramat-tunggak.com"

3 Februari 2010   01:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:07 509 0
[caption id="attachment_67031" align="alignleft" width="345" caption="null"][/caption] Di era serat optik ini, gaptek aka gagap teknologi kerap terjadi di sekeliling saya. Ibu saya gaptek, meski sudah diajari SMS, jemarinya masih saja sering keplintir. Bapak saya apalagi, sampai sekarang nggak ngerti juga cara mengambil uang di ATM. Begitu pun Tante saya, diajari pakai e-mail malah langsung migren dan bilang,"Mending saya masak gulai ayam aja, deh." Saya juga, nggak ngerti pakai program Excel, baru beberapa tahun belakangan lumayan tune-in sama powerpoint, dan nggak ngerti gadget-gadget baru yang bahkan para teenager saja sudah menguasainya. Nah, ini ada pengalaman yang sungguh nggak terlupakan. Dulu di kantor Jakarta, ada pegawai baru yang gapteknya lebih alamak lagi. Sebut saja dia Adi, gelar S1, dan katanya masih kerabat salah satu petinggi di tanah air. Pada awalnya saya berpikir, tentu dia bisa mengoperasikan komputer, paling tidak mengetik hal-hal basic, dan familier dengan yang namanya internet. Tapi saya salah. Ternyata Adi nggak paham menggunakan MS Word. Bahkan ketika diminta mengetik (hanya mengetik lo, bukan mengonsep) surat singkat, 1 jam kemudian baru kelar. Sebagai sesama gaptek, saya ikut berempati. Di waktu senggang, saya coba ajari dia mengoperasikan komputer --meski dia cukup kesulitan untuk mengerti. Tapi saya pikir practice makes perfect dan waktu juga yang nantinya bakal bikin dia terbiasa mengeloni sang komputer. Suatu pagi, setiba di kantor saya langsung membuka internet, ingin melihat e-mail di komputer yang saya share dengan Adi. Ketika nge-klik URL Yahoo, saya melihat ketikan URL sebelumnya yang tertera di komputer...Wah, apa ini, pikir saya. Ingin tertawa, tapi saya tahan saja. Sebab penasaran, saya segera memanggil janitor kantor dan menanyakan siapa yang kemarin terakhir memakai komputer. "Mas Adi, Mbak," jawabnya. "Malah dia nanya ke saya cara nyari gambar-gambar gituan. Saya mana ngerti," tambahnya lagi. Tak lama Adi tiba, saya segera memanggilnya. "Di, kamu tahu nggak siapa yang ngetik ini?” tanya saya seraya menunjuk monitor komputer. Wajahnya mendadak dangdut merah padam. Dia langsung salah tingkah. "Mmm...mmm...nggak tahu, Mbak. Mungkin ada orang lain yang memakai komputer kita." Saya mengangguk ragu. "Oke deh, kalau kamu tahu ada yang sering membuka situs yang nggak jelas, tegur aja. Kan nggak enak kalo nanti setiap membuka komputer, isinya pop-up semua," tambah saya sok bijaksana. Gimana saya nggak ngakak guling-guling plus sebel. Ternyata Adi yang gaptek mencoba mencari situs-situs porno. Dan entah darimana datangnya ide cemerlang itu, dia mengetik URL berikut berkali-kali: http://www.kramattunggak.com http://www.kramat_tunggak.com http://www.kramat-tunggak.com http://www.tunggakkramat.com http://www.kramattunggak.go.id http://www.tunggak-kramat.go.id http://www.kramat-tunggak.net Nah lo! Gimana coba? Sejak kapan lokalisasi Kramat Tunggak di Jakarta Utara itu punya website. Lagian bukannya lokalisasi itu sudah digusur pemerintah...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun