Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Serunya Bermain Ular Tangga

26 Agustus 2011   02:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:28 98 0
Tepat jam 11.00 siang selama bulan Ramadhan ini biasanya anak-anakku merasakan lapar dan haus, kalau sudah begitu mereka selalu kuajak bermain ular tangga supaya dapat mengalihkan rasa laparnya. Anakku yang bungsu yang masih berusia 6 tahun tertawa terbahak-bahak sa'at bidak kuning yang aku pegang menuruni ular panjang ke bawah, "ha.....ha...ha........ Bunda kalah.... bunda kalah.....!" sambil mencibir ke arahku, aku yang melihat tawa dan cibirannya justru menjadi obat tersendiri untuk menghilangkan lapar, betapa girangnya dia ketika bidaknya naik jenjang, " aku menang....... kakak kalah.... bunda kalah......!" Sambil kembali mencibir ke arahku dan ke arah kakaknya, yang lebih sialnya lagi setelah turun bidakku akhirnya tersingkirkan oleh si kakak, dan giliran si kakak yang meledek dan tertawa terbahak-bahak, "ahahaha....... cissss... pulang kandang sana...!" sambil menyingkirkan bidak kuningku yang malang.

Tak terasa azan Zuhurpun terdengar berkumandang, kamipun menghentikan permainan dan melaksanakan shalat Zuhur bersama. Selesai sholat mereka mengajak ayahnya, karena aku sudah memulai menyiapkan masakan untuk berbuka nanti. Ketika bermain bersama ayah, ternyata si ayah selalu menang, kedua anakku menggerutu "huuuuh..... nggak enak main sama ayah, enaknya main sama bunda!" Mendengar ucapan seperti itu kamipun tertawa "hahahaha.... adik sama kakak curang nich, giliran kalah marah-marah....  giliran menang girang!" sambil menyubit pipi mereka dengan lembut. Kalau sudah begitu ayahnyapun membujuk mereka "ayo....siapa yang nggak marah, nanti sore ayah ajak ngabuburit...!". Mendengar perkataan ayahnya, spontan keduanya berteriak "hore..........ngabuburit!". Akhirnya merekapun tersenyum kembali.

Walaupun permainan sederhana, namun ular tangga mampu menghadirkan keceriaan di keluarga kami, sa'at melaksanakan ibadah puasa, anak-anakpun ikut senang karena permainan itu membuat mereka lupa akan rasa laparnya, inilah salah satu berkah Ramadhan yang tak ternilai bagi kami sekeluarga, kekompakkan, kebersamaan, dan menjadi momen yang tak terlupakan, terima kasih ya Allah.**

[Telkomsel Ramadhanku]

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun