Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Debat Pro dan Kontra Golput dalam Pemilu

5 Maret 2014   06:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:13 1867 0
Sore tadi himpunan tempat saya kuliah mengadakana acara simulasi debat yang topik pertamanya "pro dan kontra golput dalam pemilu" apa pemilihan presiden ya?pokonya tentang memilih pemimpin (mungkin akan ada yang bertanya ini post an harusnya  catatan harian kali ya?! hehe eits tunggu dulu..), kali itu saya berada di kelompok kontra namun karena saya tidak pandai dan tidak suka berbicara di depan orang banyak saya memilih berceloteh disini

Pada kenyataanya dalam sebuah artikel yang tidak sengaja saya baca pada 2009, angka golput mencapai 39%. Angka tersebut adalah angka golput tertinggi selama sepuluh tahun terakhir ketika tahun2009. Bagaimanakah nasib pemilu yang tinggal menghitung minggu? Akankah tahun ini memecahkan record golput pada tahun 2009?semuanya tergantung pada rakyat tentunya sebagai pemilih.

Itulah hal yang saya dapat ketika iseng googling mengenai golput pada pemilu terakhir, saya bertanya-tanya kenapa rakyat begitu banyak yang golput. kemudian saya kembali googling dan memang terdapat begitu banyak alasan. Dari alasan teknis seperti daftar pemilih yang kurang akurat sampai pada ketidak percayaan rakyat kepada calon pemimpin yang akan dipilihnya.

Dari simulasi debat yang dilakukan sore tadi, saya pun kembali teringat dari statement kelompok "pro" yang menyatakan bahwa kader yang ada kurang memiliki kemampuan sehingga kurang pantas untuk dipilih, selain itu sudah banyak pejabat yang melakukakn korupsi. Namun jika kita berfikir kembali, bukankah semua manusia punya kelebihan dan kekurangan, lalu kenapa kita tidak menggunakan memilihi yang paling banyak kelebihannya (yang positive) kemudia setelahnya ambilah sikap positive thinking dengan harapan kader yang kita pilih adalah yang terbaik (tentunya harus disertai dengan menelusuri track record kader tersebut terlebih dahulu). Kenapa mesti positive thinking, karena

Dari Abu Hurairah ra. Berkata, bersabda Rasulullah saw. : Allah berfirman : “Aku tergantung pada prasangka hamba-Ku, dan Aku bersamanya jika ia mengingat-Ku; jika ia mengingat-Ku dalam jiwanya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku; dan jika ia mengingat-Ku dalam lintasan pikirannya, niscaya Aku akan mengingat-Nya dalam pikirannya kebaikan darinya (amal-amalnya); dan jika ia mendekat kepada-ku setapak, maka aku akan mendekatkannya kepada-Ku sehasta; jika ia mendekat kepada-ku sehasta, maka aku akan mendekatkannya kepada-ku sedepa; dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan menghampirinya dengan berlari. (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun