Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Terjebak Tangan-tangan Tengkulak

21 Maret 2014   23:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:39 344 0
Sekumpulan bapak-bapak sedang memainkan bambu-bambu menjadi sebuah alunan musik, sedangkan seorang sinden perempuan memainkan lelaguan jawa dengan fasih. Mereka menyebut grup musik ini sebagai Albapung, akronim dari Alunan Bambu Kampung. Pemandangan ini menjadi sajian menarik ketika kami tiba di padukuhan Kaliwaru, desa Kampung, Ngawen, Gunung Kidul.
Kaliwaru tak hanya menarik pada musik Albapung saja tapi kian menarik lantaran padukuhan ini dikenal sebagai penghasil caping anyam bambu. Produk caping Kaliwaru ini telah digunakan oleh masyarakat di berbagai tempat baik tingkat lokal atau nasional. Memang tak sembarang caping yang dihasilkan Kaliwaru, produk caping padukuhan ini dikenal sebagai primadona karena hasil anyamannya yang halus.
Caping yang biasa digunakan oleh kebanyakan petani-petani ini diproduksi secara manual oleh penduduk Kaliwaru. Hampir tiap penduduk padukuhan Kaliwaru berprofesi sebagai pengrajin caping selain tentu juga sebagai petani. Intan, salah seorang penduduk Kaliwaru mengungkapkan bahwa dari orang tua hingga anak-anak usia sekolah dasar telaten menganyam caping di padukuhan ini.
Dalam waktu satu hari saja setiap satu penduduk bisa menghasilkan satu anyaman caping. Kelihatannya mudah, tetapi sesungguhnya proses pembuatan caping sebenarnya tak gampang. Berikut ini adalah langkah-langkah pembuatan caping :



  1. Bambu yang digunakan sebagai bahan caping adalah bambu usia remaja, tak terlalu tua juga tak terlalu muda.

  2. Satu ruas bambu dibelah-belah menjadi beberapa bagian. Setelahnya bambu dibelah menjadi batangan kecil-kecil yang kemudian masih harus ditipiskan dan disuwiri agar mudah dianyam.

  3. Bambu yang memiliki permukaan tajam harus dihaluskan terlebih dahulu agar kualitas produk terjaga, selain juga untuk menjaga agar pengrajin tidak terluka karena tekstur bambu yang tajam. Penduduk Kaliwaru menyebut proses penghalusan bambu ini dengan istilah diongot (diraut).

  4. Setelah bahan baku bambu anyaman telah siap, proses selanjutnya ialah melakukan penganyaman. Ada tiga lapis anyaman untuk menghasilkan satu buah caping. Lapis pertama yang langsung menempel pada badan caping dianyam secara kasar, lapis kedua dianyam semi halus, dan lapis ketiga lebih halus lagi.

  5. Caping yang telah selesai dianyam selanjutnya harus melalui tahap finishing untuk siap pakai. Tahap finishing pertama dengan memberikan plisir pada pinggiran-pinggiran caping agar anyaman tidak bubar. Selanjutnya caping diawetkan dengan zat pengawet dan diberikan minyak goreng agar badan caping terlihat mengkilat.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun