Hadirnya sejumlah grup komunitas di Kompasiana adalah hal terunik bagi saya. Kesamaan minat suatu topik tulisan ternyata dapat menyatukan Kompasianer dalam satu komunitas, contohnya yaitu KOMiK (Kompasianers Only Movie enthus(i)ast Klub) yang tepat berusia sewindu di tahun 2022 ini.
Sebagai anggota KOMiK, saya bergabung sekitar 6 tahun lalu dan mulai ikut menulis tentang film sejak tahun 2017. Hingga kini saya baru mengikuti event online dari KOMiK dan belum pernah mengikuti event offline seperti nobar maupun gala premiere.
Mbak Dewi Puspa selaku punggawa utama KOMiK termasuk  yang rajin mengajak saya untuk bergabung di kegiatan daring dan luring dari KOMiK. Kompasianer of the Year 2021 yang ramah dan arek Malang tersebut memang pecinta sejati film dan kucing hihihihi....
Meskipun saya selama ini baru mengikuti kegiatan online KOMiK sejak tahun 2017, namun pengalamannya tetap berkesan hingga kapanpun. Tiap kali menulis artikel film untuk lomba blog KOMiK, selalu ada ilmu dan sudut pandang baru yang bermanfaat untuk dibagikan ke para pembaca.
Bagi saya, tema lomba blog dari KOMik memang berhasil memancing ide kreatif untuk dituliskan setelah menonton suatu film. Ini berlaku baik untuk film asing maupun film Indonesia yang kini terus bertambah secara kuantitas dan juga kualitasnya.
Maka, inilah pengalaman unik saya bersama KOMiK sejak tahun 2017 lalu. Semoga ke depannya, saya dapat segera merasakan serunya beragam even offline KOMiK.
1. Film klasik karya Indonesia
Sebelumnya, saya mengira film klasik itu adalah (monopoli) film Hollywood. Film hitam putih dari negara Paman Sam itu memang hingga kini masih dikenal luas.
Nah, saat KOMiK mengadakan lomba blog tentang review film perjuangan di tahun 2017, saya mendapati adanya film klasik Indonesia yaitu "Enam Djam di Djogja" untuk pertama kalinya. Film bertema perjuangan Indonesia yaitu Serangan Umum 1 Maret 1949 itu diproduksi di tahun 1951.