Hei Asti, apa yang kau lihat itu? Mau pergi kemana kau ini emangnya? Dido menegurku. Ahh, astaga dido! kenapa do? Kau ini muncul tiba-tiba saja seruku. aku terbata – bata untuk menjawab. Jujur saja aku kaget akan kehadirannya yang tiba-tiba. Sudah berada di balik punggungku saja dirinya sambil mengangkat kepala nya melongo-longo berusaha melihat-lihat peta yang berada pada genggaman tanganku. Aku lipat segera peta ku, aku masih sedikit risih dengan kehadirannya dan upayanya yang gigih untuk berusaha mengintip-intip lembaran peta yang masih tergenggam erat pada tanganku. Kegigihannya semakin membuatku ingin menutupi-nutupi rapat peta yang sedang kugenggam. Semakin dia berusaha melihat begitu pun denganku semakin aku berusaha menutup-nutupi dan menghindarinya. Aku tak mau segala urusan dan rencanaku diketahui oleh banyak orang, apalagi rencana ini belum kuanggap matang dan konkret. Masih jauh, masih berbentuk konsep kasar sebatas abstrak, masih jauh untuk dibilang terencana.