rasa-rasanya aku selalu kalah oleh keadaan
terpojok di ruang sempit dengan suara air yang meretes jendela,
mouse bundar yang berkelip,dan laptop putih yang menyorotkan sinarnya.
bukan,
bukannya aku tak suka dengan keadaan seperti ini
bukannya aku benci akan tetesan air hujan itu,
tapi memang,
kesendirian ditambah suara hujan yang merintik
selalu berhasil mendatangkan bayanganmu
iya ..
kamu.
dan sekali lagi,
lekat aku memandangi wajahmu,
di layar laptopku tentu saja
sambl mendesah ,
betapa tak pernah terpikirkan olehku
sebuah kekuatan yang begitu mudah untuk mengubah rasa hati
ah ..
aku menghela nafas
dan ingatanku kembali terlempar satu tahun yang lalu.
dimana semuanya baik-baik saja
dan aku hampir bisa merasakan kebahagian yang sering dideskripsikan dalam roman-roman itu
namun sekarang,
ironi aku merasakan
betapa kita sudah tak seperti mengenal
tak percaya bahwa dulu sempat hadir dirimu di penghujung hari-hariku
aku tak mau menyalahkan keadaan,
dan seandainya mau pun,aku tak mampu
aku hanya ingin sekali saat ini
kembali melihat hangat senyummu,
kembali melihat teduhnya sinar matamu
kembali bercerita tentang dunia yang ingin kita taklukan
atau sekedar berbasa basi mengisi hujan ini dengan cerita remeh
oh - oke.
itu rasanya terlalu jauh untuk aku khayalkan.
hanya berharap sebuah sapaan kecil di layar laptopku,
rasanya tak mungkin.
sekali lagi,aku berpikir
kenapa semua masih tetap kamu?
kenapa kamu yang hadir dalam setiap kekosongan berlatarkan air hujan?
kenapa bukan orang lain?
kenapa harus dirimu yang jelas-jelas membenciku?
kenapa hal kecil tentangmu masih penting bagiku?
kenapa ingatan tentangmu masih menempel jelas di otakku?
kenapa harus kamu?
Tuhan,
mungkinkah ini yang dinamakan rindu?