Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Alam & Tekno

IKATAN KIMIA III dan IV

22 April 2024   09:10 Diperbarui: 21 Mei 2024   07:55 40 0
Teori Orbital Molekul

  • Teori orbital molekul melandaskan untuk memahami bagaimana atom-atom bergabung untuk membentuk ikatan kimia dalam molekul. Proses ini memungkinkan kita untuk memahami sifat-sifat orbital molekuler, termasuk orbital ikat, orbital antiikat, dan orbital nonikat, serta bagaimana distribusi rapatan elektron dalam orbital ini berperan dalam pembentukan ikatan kovalen.
  • Pendekatan kombinasi linear, orbital-orbital atomik individu dari atom-atom yang brikatan digabungkan untuk membentuk orbital molekuler. Orbitals molekuler ikat (bonding) terbentuk ketika orbital atomik bersatu secara konstruktif, sehingga rapatan elektron ikat terpusat di antara inti-inti atom yang berikatan, menyebabkan molekul menjadi lebih stabil. Sisi lain, orbitals molekuler antiikat (antibonding) terbentuk ketika orbital atomik bersatu secara destruktif, sehingga rapatan elektron mendekati nol di antara inti-inti atom, yang cenderung membuat molekul kurang stabil. Adapun contoh H2, dua orbital 1s dari dua atom hidrogen berinteraksi secara konstruktif, membentuk orbital ikat sigma (1s) dengan rapatan elektron yang lebih besar di antara kedua inti hidrogen. Sebaliknya, interaksi destruktif antara dua orbital 1s membentuk orbital antiikat sigma (*1s), di mana rapatan elektron mendekati nol di antara inti-inti atom, menunjukkan sifat kurang stabil (Chang, R, 2004) .\Pembentukan Orbital Molekul
  • Adapun beberapa pembentukan orbital molekul adalah sebagai berikut.
  • Tumpang Tindih Orbital Atom: Pembentukan orbital molekular dimulai dengan tumpang tindih (overlap) dari orbital atom yang terlibat dalam ikatan. Orbital-orbital atom ini harus memiliki orientasi spasial yang memungkinkan untuk tumpang tindih. Misalnya, orbital s atau p dari atom yang berbeda.
  • Konsistensi Tanda Cuping: Untuk membentuk orbital molekular ikatan, cuping (overlap) orbital atom harus memiliki tanda yang konsisten. Ini berarti jika orbital atom A memiliki tanda positif pada wilayah tertentu, orbital atom B yang bertumpang tindih dengannya juga harus memiliki tanda positif pada wilayah yang sama. Tanda yang konsisten memungkinkan interferensi konstruktif antara gelombang elektron dalam tumpang tindih, yang mendukung pembentukan orbital molekular ikatan.
  • Kedekatan Energi Orbital: Selain itu, orbital atom yang terlibat dalam tumpang tindih harus memiliki tingkat energi yang dekat. Jika tingkat energi orbital atom terlalu jauh, tumpang tindih dan pembentukan orbital molekular yang stabil menjadi lebih sulit.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun