Sangat menarik dan manusiawi. Belakangan di akun Twitter dan Facebook milik Presiden Jokowi, berseliweran berita Presiden Jokowi melakukan kegiatan keseharian sebagai Presiden Republik Indonesia: melepaskan burung, melepas kodok, memberi makan ikan. Kegiatan di sela-sela kesibukan sebagai Presiden RI. Namun di balik kegiatan itu sesungguhnya, secara psikologis, menunjukkan dua hal (1) kepenatan politik dan (2) penyeimbangan melepaskan tekanan. Mari kita tengok kepenatan politik yang dialami oleh Presiden Jokowi dan solusinya agar Twitter dan Facebook Presiden Jokowi lebih bermakna lipat dibanding dengan kegiatan kesederhanaan yang mulai di-exposed secara masif sejak tahun baru 2016 lalu dengan hati gembira ria riang senang pesta-pora menari menyanyi berdansa jungkir balik suka-suka selamanya senantiasa.
Dalam ilmu psikologi, yang dilakukan oleh Presiden Jokowi, di luar berita tentang pembangunan dan rakyat adalah upaya penyeimbangan. Di tengah kegalauan politik yang tengah membelit Presiden Jokowi, maka Presiden Jokowi secara tepat memenuhi dan menggenapi teori psikologi tentang penyeimbangan dan keseimbangan diri. Tekanan politik itu tak jauh dari kenyataan tekanan Golkar dan faktor Papa Minta Saham yang membelenggu Presiden Jokowi. Maka nge-twitt dan nge-face-book tentang hal di luar kenegaraan adalah hal yang sangat manusiawi.
KEMBALI KE ARTIKEL