Tak tahu malu. Sangat menggelikan. Kisruh itu menggambarkan alasan yang disembunyikan terkaut psiko-religi-kultural mirip zaman Muawiyah. Juga, kisruh terus-menerus antara DPRD DKI melawan Ahok mewujudkan dan menunjukkan dendam politik telanjang di mata rakyat. Selain itu, keserakahan akan kekuasaan telah menyebabkan hukum dan peraturan ditafsirkan sendiri-sendiri. Namun, dari semua sebab itu adalah adanya dendam dan kerakuasan akan kekuasaan yang menggelikan dengan menafsirkan hukum dan UU sesuai dengan selera mereka. Dua penyebab yang nyata telanjang rakyat melihat: kekalahan Prabowo atas Jokowi dan keluarnya Ahok dari Gerindra. Apa hakikat di balik upaya DPRD DKI menolak Ahok dalam balutan dendam secara psiko-religi-kultural zaman Muawiyah? Mari kita telaah dengan hati gembira ria.
KEMBALI KE ARTIKEL