Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Sarah Palin, Blog, dan Kita

14 November 2008   11:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:24 1924 2
PASTI semua masih ingat Sarah Palin, Gubernur Alaska yang dalam pilpres Amerika kemarin dipilih oleh oleh Senator John McCain sebagai Cawapresnya. Rupanya seusai pilpres, Bu Palin ini masih terus diwawancara oleh media besar. Misalnya oleh Matt Lauer di "Today Show", Wolf Blitzer dan Larry King di CNN, dan Greta Van Susteren di Fox News.

Banyak di antara wawancara tersebut yang mengupas soal cecaran media yang gencar terhadap Palin selama kampanye, khususnya wawancara dengan Katie Couric yang lalu memicu kritik pedas bahwa Palin tidak memiliki cukup pengalaman untuk jadi Wapres. Dalam wawancara yang lalu banyak dirujuk itu Couric bertanya tentang koran yang dibaca Palin, dan Bu Gubernur tidak bisa menyebut nama koran tertentu. Kepada Matt Lauer awal pekan ini (seperti dikutip Yahoo!, Kamis, 13/11/08), Palin menyatakan ketidak-sukaannya atas pertanyaan itu.

Namun demikian, Palin tidak beranggapan wawancara itu berdampak negatif terhadap kampanye atau kejatuhan dalam kampanye. Palin juga menegaskan, ia akan punya rasa hormat terhat kepada profesi media mainstream asal pihaknya mendapat jaminan bahwa ada fairness, ada obyektivitas pada dunia reportase.
Ketika berbicara dengan reporter di Alaska, muncul lagi isu lain. Dikatakan, ada staf kampanye anonim yang menyebutkan, bahwa dalam persiapan debat Palin ketahuan tidak tahu bahwa Afrika merupakan sebuah benua. Ia juga tidak tahu negara-negara mana saja yang jadi anggota NAFTA (North America Free Trade Area).

Palin geram dengan media yang memberitakan cerita itu. Ia mengatakan, jelas tolol kalau sampai orang mengambil soal di luar konteks dan mencoba menyebarkannya sebagai berita nasional.
"Itu tidak fair dan tidak benar," tegasnya.

Di sini Palin benar, karena seperti dilaporkan oleh The New York Times seperti diuraikan di bawah ini, cerita di atas memang isapan jempol, dan jaringan yang memberitakan berita ngawur (misinformation) itu sudah menariknya.

Penjelasan New York Times

Siapa lalu yang mencuatkan cerita tersebut? Jawabannya muncul Senin (10/11) lalu di sebuah blog dan keluar dari mulut David Shuster, seorang anchor MSNBC. (Richard Perez-Pena/IHT, 14/11/08). Menurut Shuster, yang membocorkan "ketidak-tahuan Palin tentang Afrika" di atas adalah Martin Eisenstadt, seorang penasihat kebijakan McCain.

Yang jadi masalah, ternyata Martin Eisenstadt tidak ada. Blognya memang ada, tapi itu hanya untuk tumpangan. Lembaga think tank di mana ia menyebut diri sebagai senior fellow, yakni The Harding Institute for Freedom and Democracy, hanyalah sebuah website. Lalu klip TV mengenai dirinya di YouTube, ternyata juga tipu.

Lalu diketahui juga, bahwa anekdot Afrika yang melibatkan Palin ternyata merupakan kelicikan terakhir Eisenstadt, yang ternyata hanya tukang ngibul yang piawai dan sudah beraksi selama beberapa bulan terakhir.

MSNBC segera mengoreksi berita bohong di atas. Tetapi sebelumnya ia tidak sendirian, karena juga ada sejumlah media lain yang termakan kibul Eisenstadt, termasuk The New Republic dan The Los Angeles Times.

Pelajaran Kehati-hatian

Apa yang terjadi di Amerika ini tentu menarik sebagai pelajaran. Kemarin ini memang sudah muncul citra, bahwa blog, dan Internet secara umum, masih belum bisa dipercaya sepenuhnya.
Pada sisi lain, blog menjadi trend, dan bahkan dalam lingkup akademik jurnalistik sempat muncul pertanyaan, "Is blog the future of journalism?". Insan yang berkecimpung dalam bidang jurnalisme online mungkin cenderung ingin mengatakan "ya".

Tetapi jelas untuk itu dibutuhkan kedewasaan, check and re-check. Dalam komunitas blog - juga dalam domain jurnalisme warga (citizen journalism) - juga ada mekanisme "self-correcting", di mana audiens lain akan mengoreksi bila seorang penulis menulis hal yang tidak benar. Namun sebelum itu, dalam arti sebelum dikoreksi pihak lain, sebaiknya dari penulis blog sendiri lah yang menerapkan sikap "correct", akurat dan seksama.

Akurat artinya menjamin apa yang ia tulis benar dan teliti, menyangkut fakta-fakta dalam unsur 5W+1H. Seksama artinya juga memperhitungkan pelbagai kemungkinan yang bisa timbul dari apa yang ia tulis.
Dunia Internet, aktivitas blog, memang memberi kemungkinan baru dan luas, yang tidak terdapat pada media konvensional. Adagium "The medium is the message" termasuk yang menjadi panduan dalam aktivitas dengan media baru ini.

Namun pada sisi lain, kita juga berkepentingan agar blog kita kredibel. Untuk konteks Indonesia, kredibilitas bahkan masih perlu ditambah dengan kearifan. (nin)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun