Pada peringatan yang ke-52 kalinya ini, saya ingin mengajak pembaca untuk berpikir kritis terhadap makna kata "Hari Kartini". Mengapa harus "Hari Kartini"? Mengapa bukan hari "Emansipasi Wanita"? Dan tentu saja sederet pertanyaan kritis lain perlu kita lontarkan. Saya tidak ingin berpanjang lebar menguak sejarah R.A. Kartini, karena pembaca tentu sudah paham dan cukup kenyang dengan pelajaran sejarah yang diperoleh sejak di bangku Sekolah Dasar. Saya hanya akan mengulas nama peringatan "Hari Kartini" dengan menggunakan nama tokoh.
KEMBALI KE ARTIKEL