Bismillahirrahmanirrahim
Dengan nama Allah Tuhannya langit dan bumi dan semua yang ada di dalamnya. Tiada Tuhan selain Allah, dan sungguh kelak akan menyesallah siapapun yang mengambil sembahan selain Allah, pada hari ketika mereka berdiri di hadapan Tuhannya.
Sebentar lagi Idul Adha kembali menjelang, hari yang bagi umat Islam mengandung cerita keimanan, kisah akan cinta sejati cinta seorang hamba kepada Rabnya dan sebaliknya , sehingga sang hamba mau mengorbankan anak semata wayangnya yang ditunggu hingga usia delapan puluh tahun. Cinta sejati yang akan menggetarkan hati siapapun yang berusaha mendalami maknanya. Tapi sayang seiring perkembangan jaman, makna cinta dipersempit menjadi cintakepada lawan jenis sehingga yang menjadi top story untuk percintaan adalah kisah Romeo dan Juliet dan yang sejenisnya.
Jika bagi umat Islam Idul Adha adalah kisah keimanan, bagi orang-orang diluar Islam yang tidak tahu akan hakikatnya hari besar ini, Idul Adha adalah hari kekejaman, hari pembantaian, dimana umat islam menjadi umat yang tidak berprikebinatangan. Tidak sedikit yang men-cap umat Islam sebagai umat yang kejam, karena mereka membantai binatang dan itu dirayakan dalam kegembiraan, bahkan disiarkan ke TV-TV. Dan itu terjadi hampir diseluruh dunia dimana ada umat Islam di dalamnya. Pendapat ini terlebih datang dari pencinta binatang dan vegetarian.
Tentu kita semua boleh berpendapat dan berpikiran, karna itu adalah salah satu bentuk kemerdekaan dan hak asasi setiap orang yang hidup di Negara merdeka. (bahkan salah satu quotation yang saya sukai adalah yang disampaikan Gusmur di acara Kick Andy yaitu ‘Silahkan anda berpikir segila mungkin selama anda tidak berhenti belajar).Tapi alangkah bijaknya jika dalam pendapat kita, kita mencari kebenarannya, berusaha memperluas ilmu, sehingga dengan pikiran kita sebelumnya, kita malah mungkin bisa menemukan hikmah dan kebenaran sejati.
Tulisan ini khusus saya tujukan kepada siapapun yang salah sangka terhadap Islam, ataupun umat Islam sendiri yang tidak setuju dengan perayaan Idul Adha ini (tidak sedikit saya temui orang yang seprti ini), bukan sebagai pembenaran membabi buta yang ingin memenangkan agama dan pendapat sendiri, tapi agar kita semua tidak tergelincir pada pemahaman yang salah dan agar kita mengetahui kebenarannya. Segala bentuk dialog, sanggahan, pertanyaan, saya bersedia menerimanya, selama tujuannya adalah untuk kebaikan bukan untuk debat kusir, dan mencari siapa yang menang.
Bagi para pecinta binatang, maka apa yang dilakukan umat Islam pada hari raya Idul Adha memang sepertinya ‘jahat’. Tapi mari kita samakan penggunaan katanya dulu, sebelum masuk ke prosesnya.