Jumat, 26/03 Suasana kantor Yayasan Jurnal Perempuan yang juga merupakan kantor majalah tempat saya bekerja - Change Magazine - seketika sesak dan berisik. Tentu saja, karena hari ini saya beserta belasan teman-teman dari berbagai sekolah juga kampus, akan mengadakan
green trip ke
Hutan Suaka Mangrove Muara Angke yang cukup jauh dari
basecamp kami di bilangan Tebet. Dan akhirnya.... Taksi yang kami pesan pun sudah datang! Waktunya berangkaaaat :) Selama dalam perjalanan, mulut kami pun tak henti-henti membicarakan kira-kira suasana disana bakalan seperti apa ya? Tempatnya becek dan bau tanah basah nggak ya? Hmm... Macet pun rasanya jadi seperti berabad-abad lamanya karena kami semua - meski berbeda-beda taksi - sudah nggak sabar untuk segera sampai di lokasi. Setelah sempat bertanya-tanya pada banyak orang di jalan soal lokasi yang kita tuju ( ini membuat kami sempat berfikir, apa begitu langkanya orang yang bertandang ke tempat tersebut, sehingga tak banyak orang yang tahu ), akhirnya kita sampai di tempat tujuan dengan selamaaat !!! Dasar teman-teman ( saya juga sih, hehehe ), pasti senjata utama yang nggak lupa kami bawa adalah Kamera untuk foto-foto di dalam. Eh eh eh... ngomong-ngomong kok udaranya panas banget ya? Padahal ini kan hutan seharusnya adem. Coba kita tengok, ya tentu saja panas! Hutan Suaka sepi pengunjung ini berada di tengah-tengah istana berwujud
mall, pertokoan mewah, dan rumah-rumah
gedong ! Lengkap dengan kendaraan yang lalu-lalang melintas di depan jalan. Kami agak terkejut ketika melihat pemandangan Hutan Mangrove yang
agak tak terurus. Di dalam rawa, sudah banyak terdapat sampah, dan airnya sudah keruh banget sehingga pemandangan di bawah air ( tempat bibit-bibit mangrove penyelamat itu berada ) menjadi tidak kelihatan. Aduuh... Kenapa jarang sekali orang yang perhatian pada soal-soal sepenting ini, ya? Setelah keliling-keliling sambil sibuk
nyerocos soal kotornya hutan ini, kami pun sampai di sebuah pendopo yang berada hampir diujung dermaga. Yeah,
it's discussion time !! Kebetulan, ada tiga orang teman kami dari
Solar Generation - Greenpeace Indonesia yang akan membagi cerita serta ilmu soal
climate change pada kami. Asyiiiik !!! Ivy ( salah satu perwakilan dari Solar Generation Indonesia menjelaskan          betapa pentingnya hutan mangrove ( yang bisa menjadi penjernih air tanah dan pencegah abrasi air laut ), juga apa saja yang menyebabkan bumi kita ini menjadi semakin panas. Ya diantaranya : hutan yang semakin banyak gundul, penggunaan minyak bumi yang melewati proses pembakaran penghasil CO2 demikian banyak, industri-industri seperti peternakan dan pertanian yang meruapakan sumber nitrogen oksida, dan lain-lain. Supaya lebih gampang dicerna, tim Solar Generation Indonesia juga membawa karton gambar yang dengan sangat kreatifnya menggambarkan proses perubahan iklim dan
impact-nya buat para penghuni bumi khususnya manusia. Selain penyebab-penyebab
climate change diatas, Ivy juga aktif menerangkan dampak-dampak menyeramkan ( seperti : banjir yang akan meningkat tajam, lapisan es kutub yang akan semakin mencair, kenaikan permukaan laut, kekeringan, kurangnya Oksigen untuk kita bernafas, hingga pada kelangkaan spesies yang tentunya akan merusak ekosistem dan mengakibatkan kepunahan ), juga cara-cara sederhana nan efektif yang bisa kita lakukan ( ada :menggunakan produk hemat energi, tidak boros dalam pemakaian kertas dan plastik, gunakan kendaraan tak beremisi seperti sepeda, dan sering-sering lah berjalan kaki. ) Banyak kan?! Nah ini dia nih, sesi yang paling ditunggu-tunggu ! Semua
participant bisa saling cerita soal apa saja yang sudah dilakukan untuk mengurangi dampak buruk pemanasan global. Macam-macam sekali, lho ! Ada yang menjadi vegetarian, ada yang selalu bawa tas sendiri saat berbelanja, ada yang ke sekolah naik sepeda, dan ada juga yang sering ditegur tetangga akibat "menunda-nunda" menyalakan lampu pada malam hari ( sst.. Itu saya lho, Hehehe ). Dan yang berani
sharing tersebut, dapat hadiah berupa slayer, pin, dan stiker dari Solar Generation. Asik asik asiiiik !! Sebelum beranjak pulang, kita pun nggak lupa mengumpulkan sampah-sampah sisa "nyemil" kemudian dipilah-pilih karena ada tempat sampah yang dipisahkan perjenis, wooww!! Habis itu, tim Solar Generation pun mengajarkan kami tarian wajib
global warming. Hah? Kok ada tarian segala? Jangan
ilfeel dulu ya, karena katanya nih tarian
plus lagu ini wajib ditampilkan bersama-sama bagi siapa saja yang ikut konferensi perubahan iklim di seluruh penjuru dunia ! Waaah hitung-hitung latihan nih, siapa tahu salah satu diantara kami ada yang bisa ikut konferensi semacam itu. Lirik lagu nya singkat kok, seperti ini nih:
Uuuu... It's hot in here Uuuu... It's hot in here Too much carbon in the atmosfer Take action, Take action And get some satisfaction
KEMBALI KE ARTIKEL