Mengawali cerita malam di tepi Sungai Chao Phraya, dengan sedikit tergesa akhirnya berhasil juga capturing sunset berhiaskan Wat Arun yang berada di seberang sungai. Begitu matahari benar – benar lenyap meninggalkan gelap menuju pekat, saya heran mengapa para fotographer masih berjajar di sepanjang sisi sungai, emang ada apa lagi ya? Perasaan di beberapa blog yang sempat saya baca tak ada yang menyebutkan bakalan ada atraksi menarik di situ.
Lappppp….byarrrrrrrrrr. Terkesima saya dibuatnya. Mendadak Wat Arun yang tadi lenyap ditelan gelap tiba-tiba muncul bermandikan cahaya. Keren. Asli. Saya terkesima, tidak pernah membayangkan akan mendapatkan pemandangan seperti ini. Cahaya kuning keemasan berpendar kemana-mana. Indah. Romantis jadinya. Jadi terbawa suasana kan….lalalalalalala. Sementara di depan kapal cruise yang menawarkan paket wisata menyusuri Sungai Chao Phraya kalan malam nampak hilir mudik menyemarakkan suasana.
Meninggalkan tepi Chao Phraya kaki saya melangkah di menyusuri jalan yang sejajar dengan tembok istana Grand Palace. Puncak-puncak bangunan istana yang menjulang menyembul dari balik pagar. Bersinar kuning keemasan di tengah malam. Indah.
Terus melangkah, mengikuti bis kota yang melintas, saya berhenti di perempatan Rachadamnoen Klang Rd. Sepanjang sisi jalan gemerlap dengan lampu hias yang tergantung di pohon-pohon. Sayang kalo tidak diabadikan.
Khao San Road kala malam. Ramai. Semarak. Traveler dari berbagai negara berkumpul di sini. Menikmati jajanan pinggir jalan atau berburu souvenir. Silakan pilih sendiri.
Dari Khao San Road berpindah ke jalan kecil di sebelahnya. Rambuttri namanya. Suasana sedikit berbeda. Tak seramai Khao San Road, jalan ini didominasi café-café dengan suguhan life musik di sepanjang jalan. Entah mengapa lagu “Just The Two Of Us”yang saya dengar malam itu terasa indah sekali di telinga.
Untuk melihat tulisan terkait klik di sini.
KEMBALI KE ARTIKEL