Pelatihan dilaksanakan bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) dan dibuka oleh Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah secara daring. Hadir secara luring oleh Kepala Dinas Perinaker, Camat Ngambon, Ketua Dewan TIK (Boedy Irhadtanto), Kades Nglampin serta peserta pelatihan, warga Desa Nglampin.
Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah secara daring menuturkan salah satu visi misi Pemkab Bojonegoro adalah penciptaan 100.000 tenaga kerja (naker). Penciptaan naker dimaksud bukan hanya di sektor formal, tetapi di sektor non formal yang didorong agar bisa memberikan ruang gerak terhadap tenaga-tenaga kerja yang ada di Bojonegoro.
Selain itu juga untuk mengurangi angka pengangguran. Targetnya angka pengangguran ini semakin tahun semakin menurun. Meski demikian, ada beberapa sektor perlu diwaspadai misalnya sektor migas.
Sektor migas biasanya di saat tertentu perlu banyak tenaga kerja. Namun di saat lain, sudah waktunya eksplorasi, maka mulai turun permintaan tenaga kerja. Sehingga skil-skil masyarakat perlu diasah agar tidak tergantung industri migas saja. Tetapi juga bisa menciptakan kreativitas-kreativitas, sehingga bisa mengurangi pengangguran khususnya di Kecamatan Ngambon.
Bupati Anna juga mengungkapkan, saat ini wilayah Ngambon sedang proses eksplorasi dan eksploitasi lapangan minyak Kolibri di Desa Bondol. Bupati Anna juga merencanakan meninjau sekaligus menanyakan manajemen terhadap peran serta warga penduduk sekitar terkait partisipasi dalam pembangunan ekonomi migas di Kecamatan Ngambon.
"Melalui Dinas Perinaker, hari ini dilaksanakan pelatihan keterampilan kerja. Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan hasil guna dan bermanfaat. Sehingga Bapak/Ibu dapat berpartisipasi dalam penciptaan lapangan pekerjaan di wilayah Kecamatan Ngambon," tutur Bupati Anna.
Sementara itu Kepala Dinas Perinaker, Welly Fitrama, S.STP, MM melaporkan bahwa program pelatihan tenaga kerja merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan sasaran utama warga/buruh/petani tembakau dan buruh pabrik rokok. Pelatihan ini merupakan kegiatan yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).
Melalui pelatihan ini diharapkan bisa menekan angka pengangguran dan setengah pengangguran agar bisa produktif, melalui penciptaan wirausaha baru terutama bagi masyarakat pedesaan.
Â
"Di wilayah Desa Nglampin banyak sekali tumbuhan pisang dan secara keseluruhan desa-desa di Kecamatan Ngambon termasuk penghasil pisang dalam jumlah besar. Sehingga dengan adanya pelatihan ini pohon-pohon pisang yang ada di sekitar rumah penduduk bisa dimanfaatkan menjadi barang yang memiliki nilai tambah. Berdampak ekonomi bagi masyarakat, tingkat desa, tingkat kecamatan, dan Kab. Bojonegoro," terangnya.
Lebih lanjut Welly menyampaikan maksud dan tujuan pelatihan. Pertama untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan membuat produk kerajinan yang memiliki nilai jual. Kedua, untuk membuka peluang usaha baru dalam menumbuhkembangkan kegiatan ekonomi di wilayah Desa Nglampin. Ketiga, untuk mendukung pengentasan kemiskinan dan pengangguran.
"Peserta pelatihan sebanyak 20 orang dengan materi pelatihan seputar pengolahan pelepah pisang menjadi anyaman tas, topi, dan tempat pensil. Selain itu akan diberikan materi digital marketing oleh Ketua Dewan TIK Bojonegoro Boedy Irhadtanto. Sedangkan waktu pelaksanaan pelatihan ini tanggal 11 s/d 14 Juli 2022 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan covid-19" pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut Ketua Dewan TIK Bojonegoro, Boedy Irhadtanto memberikan pemahaman kepada peserta tentang digital marketing. Boedy menandaskan di zaman ini penyampaian informasi sudah beralih ke digital. Oleh karena itu digital marketing memiliki peran sangat penting. Kuncinya kemauan kuat untuk belajar dan menerapkan digital marketing.
"Orang beralih memanfaatkan teknologi informasi untuk pemasaran produk secara digital karena efisien, cepat, murah, serta memiliki bentuk multimedia yang menarik, bisa tulisan atau video. Tinggal klik atau scan QRCode langsung sampai tujuan. Maka perlu disiapkan SDM-nya, harus melek digital," tuturnya.
Marketing secara online dapat dilakukan dengan mudah melalui berbagai platform teknologi digital seperti marketplace ataupun media sosial yang dapat digunakan secara gratis. Sehingga jangkauan pemasaran menjadi sangat luas dan bisa bersaing dengan produk lain. Namun dalam menggunakan platform digital untuk memasarkan produk harus jujur, bersaing secara sehat, dan tetap menjaga etika.[nes/NN]