Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Tidakkah Rindu Itu Menghampiri?

29 Februari 2012   03:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:46 123 0
Kaki kecil melangah ringan diteras depan. Muka lucu dan menggemaskan muncul dari balik jendela kaca. Sinar mata yang memancar, panggilan riang terdengar...."Bude...." Aku menoleh, tapi terdiam. "Bude..." dua kali ia memanggil. " Bude...aku mau main...boleh engga??". Aku membuka pintu sedikit, " Main apa? sama siapa?" dengan tawa yang tersembunyi. "Aku mau main sama bude, sama mas-e, aku mau main sama om. Aku boleh masuk kan?"

Dan pintu ku buka lebar-lebar. Dengan cepat dia masuk langsung menuju kamar anakku. "Mas, aku mau main endog-endogan (games telur bersusun), boleh gak?" "Endog-endogan apa?" jawab Mas-e (panggilannya untuk anakku). "Itu, yang ada di handphone mas-e?"  dan langsung dia menemukan permainan telurnya.

Gerak matanya, celotehnya, adalah hiburan suatu hiburan bagi kami.

Anak berumur sekitar 4 tahun itu adalah cucu dari tetangga kami. Dia datang ke Jakarta bersama ibunya. Sejak ibunya menikah, mereka tinggal bersama keluarga suami. Adanya masalah rumah tangga yang membuat mereka memutuskan kembali kerumah orang tua sang ibu.

Setiap pagi, dia sudah bersiap, mengenakan topi dan jam tangan hadiah dari om, didepan rumah sambil menghadap ke teras, "Aku lagi nyegat budhe, , arep melu ngaterke neng halte kono," begitu jawabnya bila ditanya orang.

Sejak ibunya menikah, mereka tinggal bersama keluarga suami. Adanya masalah rumah tangga yang membuat mereka memutuskan kembali kerumah orang tua sang ibu.

Mas, anakmu sedang bertumbuh, apa gak kangen sampeyan?????

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun