Setelah dewasa, kini aku paham, dan karenanya, aku semakin mencintai ibuku. Hasil pertemuanku dengan dokter gigi di kala aku masih kecil terpampang pada senyum manisku yang berhasil mememarken deretan gigi putih yang berbaris amat rapi. Disaat beberapa teman-temanku, setelah kuperhatikan, gigi mereka rata-rata tak begitu rapi sepertiku. Ada yang besar dan kecil, tak rata, saling tumpang tindih dan ada yang berwarna kekuningan atau kecoklatan bahkan aku pernah lihat gigi temanku yang menghitam bak gigi anak kecil usia balita yang kebanyakan makan permen. Melihat itu semua, diam-dim aku bersyukur pada ibuku yang begitu perhatiannya padaku, hingga soal masalah gigi. Oh, ibu… betapa sayangnya engkau padaku.