Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Problematika Angkot

25 Maret 2012   13:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:30 171 0

Sore tadi sepulang dari memfotokopi bahan kuliah, saya naik angkot untuk pulang ke kostan. Karena hari sudah sore, saya memutuskan untuk mampir ke tempat makan dulu untuk membeli makan malam. Sebelumnya saya tidak pernah punya masalah waktu naik angkot. Jadi, angkot mana saja yang berhenti, saya langsung naik. Tetapi angkot yang saya naiki tadi sore, cukup membuat saya emosi. Dari segi kelayakan, mobil angkot itu jauh dari kata layak. Koplingnya mengeluarkan suara cukup keras saat digerakkan, mesin mobilnya juga terdengar tidak sehat. Saya jadi teringat tentang mobil Esemka yang gagal lulus uji emisi. Banyak kendaraan umum lalu lalang dengan bebas di jalanan sambil mengerluarkan asap hitam legam, masih dibiarkan beroperasi. Dimana letak kelayakan uji emisinya? Selain kendaraan, cara menyetir sopir angkot tersebut juga sangat berbahaya. Dia menyetir dengan ngebut dan ugal-ugalan. Terlihat sekali cara membawa mobilnya yang asal-asalan. Dia juga hampir menyerempet mobil ketika menurunkan penumpang. Yang paling membuat kesal adalah, sopir itu sangat tidak punya etika. Ketika saya turun, saya berkali-kali bilang “kiri” dan hampir berteriak sampai sopirnya mendengar. Saat saya turun dan memberi uang ongkosnya, dia membuang muka sambil mengambil uang itu dengan kasar. Sangat tidak menghargai penumpang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun