Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Puisi - puisi Ninbera Edisi 1 : Afrilia Utami

25 Januari 2012   14:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:28 97 0
SEJAK

Bulan belum berbicara karena gugup sendiri, An.

Dari suara yang pecah dengan malam kemusim

Gugur dan aur dari pejaman yang telah kabur

Mungkin, karena kita belum mengenal Malaka

Yang sudah terkubur dengan bendera. Kemudian-

Granat meledak, dan cahaya jadi kian redup tertiup

Aku dan kamu sama tak tahu ludah api yang surut

Menggosongkan matahari di atas kita, An. Terbang-

Pulang dan hinggap dari sepi yang mati mawai.

An, kamu tidak akan mati di sini mengulang nyanyian

Yang berlalu dari sekian dialektika derita ke dalam wine.

lalu kata, lalu angka, lalu warna, lalu ingatan, lalu luap

di atas sobekan kain morin yang berlucutan darah-dara.

Gambar yang sepotong-potong, yang tak pernah tentu.

Mimpi? Kukira kita tak pernah bermimpi, An. Karena-

Terlalu lelah untuk membedakan mimpi dan kenyataan.

; Di mana keadaan tak pernah sama. Dan kita terkubur

Dengan cara berkejaran dengan Tuhan yang Maha baik-

Dan sembunyi itu. Kukira, An. Kau telah mengetahui

Sepotong pesan-pesan termagis. Yang mendiamkan.

2012

--------------------------------------------------

SABIT

Menara-menara telah rubuh saat menembus-

nafas adzan.

Aku ingin merangkul cahaya yang jauh sana

Mengajak berbincang, mengapa ia suka diam

seakan sergapan mengupayakan persamaan

di sisa titik.

Sabit sudah terlalu tua. Kau tahu yang lebih

Muda ketimbang langit yang hampir jatuh

Menyentuh kepala usia. Seakan bohlam padam

Yang kemudian pecah, inginkan nyala lagi.

Aku  terus ingin menyusu pada-

dada-dada yang menantang agak deras

setelah sisa guntur membelah keningmu

setelah kita pura-pura melenyapkan pilihan.

2012

--------------------------------------------------

PADAM

Namun yang tersisa hanya segelintir hujan yang basi

Meresap terbawa cahaya warna pelangi yang hanyut-

Begitu saja. Daun-daun gugur, batang-batang hilang

Hanyalah tangan-tangan yang melambaikan ajakan

Kepada bidadari dan kata-kata Nabi setelah masanya.

2012

--------------------------------------------------

GERIMIS YANG NAIK KE ATAS

Jauh-jauh aku berjalan, dari gurun ke gurun

Aku telah terbakar, sebelum oase sepanjang-

gersang. Tapi hujan telah kering. Tapi hujan

telah lama tiada. Membawa mayat yang ingin-

ke atas, dan tak bisa kembali turun dari awan.

Aku lihat pohon kurma muda, melambai-lambai

Meminta aku menuju, dengan dahaga dan luka.

Mungkin tak ada hujan, di gurun-gurun.

Hanyalah debu, hanyalah panas

Selain bisik gemisir pasir.

Tapi ada yang mengalir dari pelangit tiba-tiba.

Aku berlari dari guntur, tapi tak sampai-sampai.

Tak mati-mati! Tak hilang dari ilusi! Tak! Tak!

Tak juga kering lagi.

Aku telah basah, basah itu aku kini. Terbuang-

begitu saja. Bersama sisa gerimis yang sebentar.

2012

--------------------------------------------------

REDUP

Lampu redup. Hanya cahaya yang berpantulan

dari titik air mata. Do'a-do'a merapat kepangkuan

Sujud yang terbenam, dari ayat naqli. atau syafaat

para Nabi.

Aku

ingin redup,

sebentar saja. Di tengah lail yang belum sempurna

Jibril yang mungkin ingin mengajakku ke atas sana.

Aku

ingin redup,

biar mendapatkan cahaya-cahaya dari masing-masing

hening. Bait-bait sunyi, yang tak pernah terselesaikan.

Aku siap, melengkapi semua sepi yang semua-semua.

2012

--------------------------------------------------

GELETAR

di bahasamu ada kesunyian yang begitu rapih

kau sembunyikan dari sebentuk nama ganjil

rekayasa kobaran-kobaran dalam lembaran-

harian. saat kehidupan jadi seputih salju jauh.

geletar guntur dari lengking separuh mega

dari ketukan awan-awan merah. senja hilang.

arah-arah muara yang dangkal, serupa tatapmu.

di matamu genting bayangan masa lampau

dengan lenting suara waktu. kadang gugur

terbentang pedang, dan wangi bunga bungur

terkubur jauh ditumbuhi luka-luka yang piuh.

sebagaimana geletar yang liar dari senyapmu

pecahan bulan di atas kolam yang kehilangan

beling-beling tajam, berwartakan kegelisahan

malam yang dicakar empat belas kucing betina

yang mangaung  inginkan kolam segera surut

menuju langkah-langkah yang tak teralamatkan.

.2012

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun