Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Pembelajaran Arti Konsistensi Ala Rossa

24 Mei 2013   13:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:06 1631 9
Sri Rossa Roslaina Handiyani untuk kesekian kalinya menjadi sorotan di kancah hiburan tanah air. Gelar Diva yang melekat padanya berbanding lurus dengan banyaknya berita tentang dirinya. Rossa merupakan salah sedikit dari pekerja seni Indonesia yang tetap istiqomah sesuai dengan jalur awal yang dirintisnya pada dua puluhan tahun yang lalu. Pencapainnya di dunia tarik suara merupakan porsi terbesar dalam semua berita tentangnya.

Pelajaran pertama dari Rossa adalah kekonsistenan Sang Diva ini untuk tetap menggeluti dunia tarik suara selama masa kariernya. Rossa belum pernah mencoba merambah cabang dunia seni lain selain cabang tarik suara. Banyak contoh  penyanyi negeri kita yang mencoba peruntungan memasuki dunia seni peran yang konon pundi pundi rupiahnya lebih menggiurkan. Terlebih jika sang penyanyi tersebut menjadi bintang utama dalam suatu sinetron kejar tayang.  Bahkan tidak jarang pula seorang penyanyi  memiliki lebih banyak  judul sinetron dan film dibandingkan dengan jumlah album dan lagu yang di released di pasaran.

Salah satu alasan klasik bagi pekerja tarik suara ketika beralih ke ladang dunia seni lainnya tidak lepas dari uji nyali proses panjang menjadi penyanyi untuk sampai pada tahapan sebutan penyanyi terkenal. Sebagai contoh, proses pra dan pasca produksi suatu album  konon memakan waktu lama dan melelahkan.  Setelah  album di release dan promosi yang gencarpun bukan jaminan bahwa album tersebut akan laku dan sesuai selera pasar. Jika album tersebut boomingpun sang penyanyi masih harus dihadapkan dengan banyaknya pembajakan.Keberhasilan suatu album yang diterima di pasaran juga tidak menjamin bahwa album yang akan datang akan laku bin laris manis di pasaran.

Rossa mampu membuktikan bahwa tetap gigih berjuang berada di jalur awalnya pun bisa membawa kesuksesan dan bertahan sampai sekarang. Bahkan massivenya pembajakan pun tidak mampu mematahkan semangatnya untuk tetap konsisten berada di dunia tarik suara. Mungkin Rossa belajar dari tokoh legendaris Crisye yang namanya tetap dikenang sebagi salah satu legenda penyanyi tanah air. Crisye merupakan penyanyi legendaris yang juga tetap konsisten di dunia tarik suara sampai akhir hayatnya. Lagu-lagu yang ditembangkan Crisye masih tetap bergaung dimana-mana. Bahkan Konser bertajuk Tribute to Crisye masih juga ada meskipun kehadiran Sang Legenda ini didunia sudah tidak ada.

Pelajaran konsistensi kedua adalah ke-istiqamah-an Rossa menyelesaikan pendidikan formal hingga tingkat sarjana ditengah-tengah kesibukan pekerjaan keartisannya.  Rossa merupakan sarjana FISIP lulusan  Universitas Indonesia. Latar belakang keluarganya yang berkecimpung di dunia pendidikan bisa jadi merupakan motivasi terbesarnya untuk tetap memperhatikan pendidikan  formal. Ibunda Rossa merupakan Guru di suatu Sekolah Menengah di Sumedang.

Pendidikan formal setingkat Sarjana memang bukan jaminan seseorang dalam mencapai kesuksesan.  Banyak contoh para pekerja seni Indonesia yang meninggalkan pendidikan formalnya dengan alasan 'tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk tenar'. Para pekerja seni tersebut bahkan banyak yang drop-out dan tidak menyelesaikan pendidikan tingkat menengahnya dengan alasan klise yang bernama 'kesulitan membagi waktu'. Sebelum kuliah, Rossa sudah memiliki pekerjaan yaitu sebagai penyanyi, bahkan sudah termasuk dalam jajaran soloist perempuan terkenal saat itu.  Diva Indonesia ini berhasil membuktikan bahwa ketenaran dan kesibukannya di dunia tarik suara tidak membuatnya kesulitan membagi waktu dan mampu menyelesaikan kuliahnya.

Pelajaran terakhir dari Ibunda seorang jagoan imut kecil bernama Rizky Langit Ramadhan ini bisa kita lihat dalam 'kearifan' sikapnya ketika menjadi juri dan mentor x Factor Indonesia. Rossa mulai merambah menjadi juri sekaligus 'guru' dengan menyebarkan ilmu dan pengalaman yang dimilikinya selama malang melintang di dunia tarik suara. Rossa tidak bernah memberikan komentar negatif yang berkesan menjatuhkan kontestan atau memojokkan 'guru' lainya. Salah satu contoh komentar yang terkesan meragukan keahlian guru dalam ajang XFI yaitu komentar tentang 'salah lagu'.

Ketika Rossa berada pada posisi 'guru' di XFI, Rossa bertindak layaknya sebagai teman dan kakak bagi murid-muridnya. Perhatian Rossa penuh tercurah untuk anak didiknya. Rossa tidak mengaktifkan twitternya beberapa saat lamanya untuk fokus menangani anak asuhnya tersebut. Faktor-faktor non-teknis seperti mengganti syair 'morphine' menjadi 'drugs', dan syair 'no religion' menjadi 'no one else' pun tidak luput dari perhatianya. Ketika tersebar berita 'baju robek ' tentang anak didiknya di Gala Road to Grand Final, Rossa juga menampilkan foto baju  ber-manset tersebut. Rossa selau mengucapkan terimakasih kepada anak didiknya yang bernama Fatin yang  menurutnya memiliki kemauan untuk belajar giat sesuai arahan mentornya. Rossa juga rendah hati dengan selau mengucapkan terimakasih kepada banyak fihak yang ikut andil dalam keberhasilan salah seorang anak didiknya bernama Fatin Shidqia. Ya, keberhasilan Rossa dalam berperan menjadi 'guru' tidak serta merta membuatnya 'jumawa'.

Sikap konsisten Rossa yang lain juga terlihat ketika Rossa berperan sebagai juri. Rossa tidak pernah menjatuhkan mental peserta XFI lainnya meski mereka bukan anak didiknya. Komentar juri rekannya yang terkadang terkesan menjatuhkan anak didiknya tidak serta merta membuatnya membalas mengkritik tidak membangun anak asuh juri tersebut ketika tampil. Rossa juga tidak pilih kasih dan tebang pilih. Air matanya tidak hanya untuk anak didiknya saja yaitu Fatin dan Yohanna, tetapi air matanya juga pernah mengalir deras untuk anak didik Papa Beby yang bernama Novita Dewi. Rossa juga tidak pernah membocorkan berita kalau Sang Diva ini pernah satu panggung dengan Novita dalam panggung Gala, namun dia hanya memberikan klarifikasi ketika hal tersebut diungkap oleh Juri Ahmad Dhani.

Itulah Rossa. Banyak pelajaran positif yang bisa dipetik darinya. Pelajaran untuk tetap konsisten pada jalur yang kita tekuni merupakan pelajaran yang sangat berharga. Ya Rossa memang selalu konsisten, konsisten tetap berada di dunia tarik suara, konsisten untuk tetap menyelesaikan pendidikan formalnya, konsisten berperan menjadi 'guru' bagi anak didiknya, dan konsisten untuk tetap memberikan masukan positif tanpa mencela ketika berperan menjadi juri dalam laga x Factor Indonesia,  ibarat satu pepatah jawa', Nglurug tanpo bolo, menang tanpo ngasorake'.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun