Yang menjadi risih yaitu kelakukan Capres yang sudah sibuk blusukan politik, mencari dukungan untuk koalisi untuk membangun Indonesia, katanya. Seharusnya yang rajin melakukan pendekatan koalisi itu petinggi partai bukan si Capres, sehingga ada koalisi legistlatif dan eksekutif. Tapi kali ini, kita melihat si Capres ambisius untuk menjadi presiden, ngebet sekali agar dapat jadi Presiden. Apa seperti ini yaa presidenku yang baik?
Padahal, kalau kita lihat dari semua partai yang berkampanye tidak ada yang mengkampanyekan untuk negara lain dan bangsa lain, semua untuk bangsa dan negara Indonesia. Kenapa Capres kok sibuk kluyuran ke petinggi partai pesaing?
Apa yang ditakuti, kok buru-buru.. "Kita gerak cepat untuk mendapatkan teman yang cocok.." katanya. Memang ada apa kok sibuk sendiri, partai yang lain masih menunggu hasil nyata dan melakukan koreksi dan perencanaan kok yang satu ini sudah lari kesana kemari. Ada apa ?? Calon Presiden kok bingung.. Ada Apa??
Itu sepenggal kisah pasca pemilu yang hadir di media, dan akan terus menghiasi media.
Terlepas dari fenome Capres yang baru ini.. saya bermimpi dan berharap Presidenku yaitu: