Dalam filsafat Komunikasi terdapat sifat Komunikasi yaitu Komunikasi Verbal dan Komunikasi Non Verbal. Komunikasi Verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol, huruf, suara atau sejenisnya. Sedangkan komunikasi non verbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan hal-hal seperti komunikasi verbal. Menurut Adityawarman (salah satu ilmuwan Indonesia), "komunikasi nonverbal merupakan suatu komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata. Dengan kata lain, terdapat bentuk pesan lain yang disampaikan kepada komunikan oleh komunikator, dan hal tersebut bukanlah kata-kata. Dalam komunikasi langsung, ketika bertatap muka misalnya, maka ucapan atau suara yang dikeluarkan oleh pembicara merupakan bagian dari komunikasi verbal, sementara pandangan wajah, fokus mata, mimik wajah, dan lain sebagainya merupakan bagian dari komunikasi nonverbal." Pandangan masyarakat yang mengatakan orang bisu tidak bisa berkomunikasi merupakan kesalahan besar. Karena dalam ilmu filsafat komunikasi, ada pengetahuan komunikasi non verbal yang menjelaskan jika manusia bisa berinteraksi tanpa menggunakan suara ataupun simbol-simbol tertentu. Komunikasi yang bisa dilakukan dengan cara memberikan ekspresi, gerak tubuh(gestur) gerakan tangan, dan lain sebagainya.
Orang bisu merupakan orang yang mengalami kekurangan dari segi suara dan akhirnya kesulitan berbicara sehingga tidak bisa beinteraksi seperti manusia pada umumnya. Kadangkala orang bisu dikaitkan dengan ketidakbisaan berkomunikasi. Tentunya hal itu sangat salah karena kita mengenal yang namanya komunikasi non verbal yang dimana lebih menekankan pada ekspresi dan gestur tubuh. Jika kita kaji lebih lanjut lagi mengenai pemahaman mendasar mengenai filsafat komunikasi, komunikasi merupakan proses penyampaian pesan. Orang bisu sekalipun yang memasang mimik wajah senang pun sudah merupakan sebuah komunikasi. Karena orang bisu tersebut menyampaikan informasi bahwa dirinya sedang merasa senang. Jadi menurut saya sendiri orang bisu adalah orang yang bia berkomunikasi.