Berbicara mengenai pemilihan capres dan cawapres , kepala daerah dan calon legislative beberapa pekan lalu, bukan hanya terjadi umbar janji manis yang mengacu pada politik uang tetapi juga tradisi menyebarkan sejumlah amlop yang berisikan uang kepada Masyarakat sebelum pemilu. Pemilu  bukan hanya memilih presiden dan wakil presiden namun terdapat pula para calon kepala daerah dan anggota legislatif  lainnya seperti pemilihan partai, DPRD, ataupun yang lainnya. Pembahasan ini tidak akan mengacu pada Capres dan Cawapres tetapi, lebih mengacu pada jabatan-jabatan dibawahnya. Dari beberapa pengamatan dan pengalaman hari-H menjelang pemilu, hal yang pasti diterima oleh masyarakat bukan hanya visi misi  serta janji manis dari kandidat yang mencalonkan tetapi, juga bingkisan seperti sarung, baju, maupun uang tunai. Sangat disayangkan dan miris melihat hal seperti ini, pemimpin itu membeli suara rakyat dengan mengunakan uang dan itu sudah menjadi budaya di masyarakat khususnya di pelosok. Dikutip dari Pusat Edukasi Anti-Korupsi , Serangan Fajar telah dilakukan sejak zaman Orde Baru dan seakan menjadi bagian dari proses demokrasi Indonesia. Hal ini dibuktikan dari survei LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) pada 2019 yang menyebutkan masyarakat memandang pesta demokrasi itu sebagai ajang "bagi-bagi rezeki".
KEMBALI KE ARTIKEL