Hampir pukul dua pagi dan mataku masih terbuka lebar. Sebelum ini, setelah naik ke tempat tidur, aku bolak-balik di ranjang mencoba untuk tidur dan berdoa agar rasa kantuk segera datang menyergap, sampai hampir satu jam sebelum akhirnya menyerah. Sekarang aku duduk di meja tulisku, dengan bolpoin di tangan, berpikir tentang persilangan jalan hidupku dengan takdir. Ini bukan hal aneh bagiku. Belakangan ini sepertinya hanya ini yang terpikir olehku.
Selain bunyi teratur tik tok jam dinding, rumah sudah sepi. Seluruh keluargaku sudah tidur, tetangga yang biasanya begadang dan mengobrol di luar rumah juga sudah tidak terdengar lagi suaranya dan ketika aku memandang kertas putih di depanku, aku sadar aku tak tahu harus mulai dari mana, bukan karena aku tak yakin dengan kisahku tetapi karena aku tak yakin mengapa sejak awal aku terdorong untuk menceritakannya.
Apa yang bisa diperoleh dengan menggali masa lalu?
Lagi pula, berbagai kejadian yang akan kuceritakan terjadi bertahun-tahun yang lalu. Tetapi ketika aku duduk, aku tahu aku harus mencoba menceritakannya kalau bukan untuk alasan lain selain pada akhirnya semua ini harus kulupakan.
Kenangan akan periode ini dibantu oleh beberapa hal: buku harian, album photo. Ada juga kenyataan bahwa aku telah beratur-ratus kali mengulang kembali kejadian-kejadian dalam cerita ini dalam pikiranku. Kejadian-kejadian itu membara dalam ingatanku. Aku tau tak mungkin menyusun kembali setiap perasaan atau pikiran yang terdapat dalam hidup orang lain tetapi dalam suka dan duka, itulah yang akan kucoba lakukan.
Bersambung..................