Srikan (50 th) hanya bisa duduk termenung di tepi jalan. matanya nanar, nafasnya sesak menyaksikan setiap bagian dari rumahnya dilalap  si jago merah. Pikiranya berkecamuk mengingat rumah yang dibangun dari hasil jerih payah selama bertahun-tahun sebagai buruh habis terbakar.
KEMBALI KE ARTIKEL