Karya: Nilam Sari Pailokol
Dalam jeda ruang dan waktu, aku merindukanmu. Dalam alunan merdu angin kala senja, aku merindukanmu. Dalam derap langkah di persimpangan jalan, aku merindukanmu.
Jingga mulai meniti malam. Mentari melambai pamit, perlahan tenggelam meredupkan cahaya angkasa. Namun, aku masih menggenggam rindu untuk orang yang sama. Setiap rasa dalam tabung hati masih terisi penuh namamu. Terkadang membuatku sesak.
Pergimu menyisakan kenang yang tak juga hilang. Mimpi-mimpi membawaku terbang ke bait harap nan tak henti merindukan sua. Lidah pun kelu, saat beribu tanya tentang kabarmu memenuhi lemari logika. Akankah kau juga sama?
Mengapa harus ada temu jika akhirnya akan berpisah?
Semesta mempermainkanku dalam dongeng kehidupan. Alurnya bak jalan berkelok. Aral gendala menghiasi, kerikil hambatan menungguku menepi. Aku boleh letih, tapi tidak untuk berhenti. Berjuta cita dan cerita hidup pun serta-merta kujejaki, meski bayangmu memaut lekat dalam netra.
Biarlah tumpukkan rindu ini berlalu. Kan kunikmati hingga ia lelah dan pergi.
Kisah kita pun perlahan menghilang bersama lembayung senja. Akan datang esok yang kan kembali kujumpa. Dalam detik pergantian gelap, Kusimpan rapat kisah dalam peti hati, untuk rasa yang pernah hadir dan kamu yang pernah ada.