Semakin bertambahnya ULN membuat beban negara semakin besar, hal ini juga pastinya akan berdampak pada kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Indonesia yang semakin menurun. Selain itu, jika dilihat kondisi nilai tukar rupiah saat ini yang melemah, bisa juga membuat beban bunga atas utang tersebut semakin meningkat. Semakin besarnya beban bunga membuat utang luar negeri tersebut semakin membengkak gara-gara utang tersebut. Akan tetapi, disisi lain ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa peningkatan ULN Indonesia saat ini masih aman. Meskipun begitu, hendaknya pemerintah tidak menganggap sepele masalah ULN ini sebab jika semakin banyak ULN kita pasti ini akan berdampak pada perekonomian kita yang semakin tidak terkendali. Apabila utang Indonesia semakin banyak dan menumpuk bisa jadi lama kelamaan Indonesia dapat dikuasai oleh negara lain karena hutang yang menumpuk. Sehingga sebaiknya pemerintah harus benar-benar menyalurkan dan mengalokasikan dana pinjaman tersebut dengan baik serta sesuai sasaran yang mana untuk pembangunan dan peningkatan kemakmuran masyarakat. Selain itu, sebaiknya diterapkan mekanisme lindung nilai terhadap utang-utang luar negeri tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Gubernur BI, semakin banyaknya pembayaran Utang Luar Negeri Swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang belum menerapkan mekanisme lindung nilai (hedging) dimana utang swasta dan BUMN umumnya berjangka waktu lebih pendek dan cukup banyak yang tidak di-hedging. Itu akan membuat risiko, seandainya tidak tersedia likuiditas atau ada pelemahan di rupiah. Oleh karena itu, dengan adanyanya lindung nilai pembayaran utang luar negeri sesuai dengan kurs ketika melakukan pinjaman. Hal ini sangat baik karena melihat nilai tukar rupiah sampai saat ini masih berapa pada level yang begitu dramatis. Jika tidak ada lindung nilai, Indonesia pasti akan tercekik jika harus membayar utang dalam kondisi rupiah melemah saat ini.