1. Suku Bunga
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi penilaian obligasi adalah suku bunga. Saat suku bunga pasar naik, harga obligasi yang ada di pasar akan cenderung turun, karena investor dapat memperoleh tingkat pengembalian yang lebih tinggi dengan membeli obligasi baru dengan suku bunga yang lebih tinggi. Sebaliknya, ketika suku bunga pasar turun, harga obligasi yang ada akan cenderung naik, karena obligasi tersebut menawarkan tingkat bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat suku bunga saat ini.
2. Risiko Kredit
Risiko kredit atau risiko gagal bayar juga memainkan peran penting dalam penilaian obligasi. Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah dianggap memiliki risiko kredit yang lebih rendah dibandingkan dengan obligasi korporasi. Penerbit obligasi dengan peringkat kredit yang lebih tinggi akan menawarkan obligasi dengan tingkat suku bunga yang lebih rendah, karena risiko gagal bayarnya dianggap lebih rendah. Investor cenderung memberikan penilaian yang lebih tinggi untuk obligasi dengan risiko kredit yang lebih rendah.
3. Waktu Jatuh Tempo
Waktu jatuh tempo obligasi juga mempengaruhi penilaian obligasi. Obligasi dengan jangka waktu yang lebih panjang cenderung memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi dengan jangka waktu yang lebih pendek. Hal ini karena semakin lama jangka waktu obligasi, semakin besar kemungkinan terjadinya perubahan kondisi pasar atau keuangan yang dapat mempengaruhi kemampuan penerbit obligasi untuk membayar kembali utangnya. Obligasi dengan jangka waktu yang lebih pendek cenderung memiliki penilaian yang lebih tinggi.
4. Kualitas Penerbit Obligasi
Kualitas penerbit obligasi juga mempengaruhi penilaian obligasi. Peringkat kredit yang diberikan oleh lembaga pemeringkat independen, seperti Standard & Poor's, Moody's, dan Fitch, dapat memberikan gambaran tentang kualitas kredit penerbit obligasi. Obligasi dengan peringkat kredit yang lebih tinggi akan memiliki penilaian yang lebih tinggi karena dianggap memiliki risiko gagal bayar yang lebih rendah. Investor cenderung memperhitungkan peringkat kredit saat menilai obligasi.