Siang hari pas asyik mengerjakan soal-soal assesment, kawan yang baik hati memberitahu ada promo pembelian tiket bioskop di TIX.id. Bu by 1 get 2 atau bayar satu tiket dapat dua tiket. Tiket langsung dieksekusi. Lalu ditambah satu paket tiket lagi, kami janjian berempat menonton film "Srimulat: Hil yang Mustahal" selepas Isya.
Bioskop penuh. Padahal saingan "Hil yang Mustahal" yang tayang hampir barengan saat ini nggak ringan. Ada "Dr Strange" dan "KKN di Desa Penari". Syukurlah...
Kisah dimulai dengan sekilas gambaran Srimulat sebagai panggung hiburan di Solo era 80-an (atau malah 70-an?). Settingnya keren. Nggak membayangkan ketika adegan di Pasar Gede, harus membuat suasana jadoel seperti itu.
Kagum dengan para pemainnya seperti Teuku Rifnu (Asmuni), Bio One (ArisGepeng), Elang El Gibran (Basuki), Dimas Anggara (Timbul), Ibnu Jamil (Tarzan), Erick Estrada (Kabul/Tessy), Erika Carlina (Jujuk) dan tak ketinggalan Morgan Oey yang mukanya dijereng-jereng sehingga persis Paul. Mereka begitu mendalami karakter masing-masing figur asli anggota Srimulat. Ngomong Jawa juga tidak "medhok". Ini luar biasa. Walau tentu saja Dimas membuat sosok Timbul jadi terlalu ganteng sih... hehehe
Yang ajaib adalah ada Tarzan asli berperan sebagai utusan Presiden Soeharto dari Istana. Akhirnya Tarzan asli bertemu pemeran Tarzan. Ada juga anak almarhum Gepeng, Tatang Gepeng menjadi tukang cukur yang kemudian dalam satu adegan bertemu dengan Aris Gepeng yang diperankan Bio One.
Bicara tentang kisah, ini adalah kisah perjalanan masing-masing anggota Srimulat menemukan jati dirinya di panggung. Plus Gepeng yang berawal dari niyaga (pemain musik pengiring) tapi ingin ikut manggung.
Saya sih tertawa terpingkal-pingkal hampir sepanjang film. Adegan-adegannya memang lucu dan wagu gimana gitu, khas Srimulat. Â Bagi orang-orang sebaya saya yang masa kecil hingga dewasa dimanjakan dengan tontonan Srimulat di TVRI, menonton film ini adalah nostalgia.
Terselip haru juga saat adegan Tessy yang khawatir tidak bisa lucu. Terus terang saat adegan ini airmata saya menitik. Ya, saya tertawa sambil menangis untuk Tessy dan Srimulat. Ada juga bumbu percintaan antara Gepeng dengan si cantik Royani, anak Babeh Makmur yang diperankan Rano Karno. Membuat film makin renyah.
So far, film ini menghibur dan menjadi gambaran apik kepada penontonnya tentang legenda lawak yang tak boleh terlupakan  dalam sejarah komedi Indonesia.
Saya rekomendasikan film ini untuk ditonton Anda semua para orang Solo -kota darimana sebagian besar anggota Srimulat berasal. Juga untuk Anda yang pernah menikmati tayangan Srimulat di televisi. Bahkan film ini juga layak menjadi hiburan bagi semua anggota keluarga besar. Yuk ditonton rame-rame!