Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Selamat Jalan, Hilman "Lupus"...

9 Maret 2022   10:48 Diperbarui: 9 Maret 2022   11:04 1111 29
Sejak kecil saya dan kakak-adik suka membaca. Saya mengenal Hilman Hariwijaya dari majalah "Hai" pinjeman. Serial Lupus yang ditulis Hilman harus diakui  bikin gempar. Anak lapanpuluhan mana yang nggak kenal Lupus? Bersyukurnya saya punya tetangga yang hampir tiap hari beli majalah atau buku. Kami suka baca sama-sama di rumahnya. Begitu datang "Hai" baru, yang dibaca pertama kali adalah "Lupus".

Ketika karya-karya Hilman akhirnya dibukukan, kami pun membelinya. Hampir semua judul kami punya. Begitu buku diterbitkan, saya atau kakak saya pergi ke Toko Sekawan atau Budi Laksana, beli buku Lupus. Waktu itu Gramedia belum ada di Solo.

Saya masih ingat buku Lupus yang kami beli adalah yang kedua, judulnya "Cinta Olimpiade". Lalu beli lagi "Makhluk Manis dalam Bis". Lalu beli judul-judul lainnya, kumpulan cerita Lupus dewasa maupun "Lupus Kecil".

Lupus adalah idola. Lupus simbol remaja yang merdeka apa-adanya. Gayanya santai, tak terbebani dengan apapun. Anak yang tak butuh les dan tak punya rasa takut kalau nggak dapat rangking.

Tak hanya saya. Kawan-kawan SMP saya pun banyak yang mengidolakannya. Ada yang gayanya setiap hari seperti Lupus. Rambut gondrong dengan jambul tak beraturan, niup permen karet di mana-mana. Bahagia bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Saat difilmkan, Lupusnya jadi ganteng setengah mati. Diperankan Ryan Hidayat, cowok terganteng pada zamannya. Si makhluk manis dalam bis, diperankan Karlina Suwandi yang cantiknya masya Allah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun