Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Pembelajaran Matematika Melalui Media Komik dengan Model CIRC

4 Mei 2020   13:39 Diperbarui: 4 Mei 2020   13:52 275 0
A. PENDAHULUAN

Belajar merupakan tindakan yang dapat menimbulkan suatu perubahan pada seseorang, baik dari segi sikap, perilaku, ataupun pengetahuan. Namun perubahan itu akan timbul apabila seseorang tersebut dapat menerapkannya dengan baik sesuai dengan apa yang telah di pelajarinya. Belajar tidak hanya dilakukan dalam ruang lingkup sekolah, tetapi bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja serta oleh siapa saja, karena belajar tidak memandang batas usia seseorang. Belajar merupakan sesuatu yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, yang awalnya tidak bisa menjadi bisa. Di dalam dunia pendidikan belajar merupakan kewajiban bagi setiap peserta didik, karena sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman yang ada pada diri peserta didik. Serta untuk mencapai sebuah tujuan dari proses pembelajaran itu sendiri dengan memahami makna dari setiap materi.

Ada tiga proses kognitif yang terjadi dalam belajar, salah satunya yaitu proses perolehan informasi baru, dapat terjadi melalui kegiatan membaca, mendengarkan penjelasan guru mengenai materi yang diajarkan atau mendengar/melihat audiovisual, dan lain-lain(dalam Nugraheni, 2017). Dari ketiga proses itu yang paling penting dan utama adalah membaca, karena dengan membaca maka kita akan mendapatkan informasi atau pesan yang diberikan dalam kegiatan belajar itu akan sampai dengan baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Hodgson (dalam Delviani et al., dalam Tarigan 2016, hlm. 7) yang menyatakan bahwa membaca merupakan suatu proses perolehan pesan. Dengan membaca, ada banyak informasi baru yang akan kita dapat, dan juga dapat memperluas pengetahuan kita tentang informasi yang sebelumnya tidak kita ketahui. Berdasarkan Tarigan (dalam Delviani et al., 2016, hlm. 9) "membaca bertujuan untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan". Belajar dengan banyak membaca akan meningkatkan kemampuan dan pemahaman setiap peserta didik. Karena membaca adalah jembatan ilmu, maka dengan banyak membaca pengetahuan pada diri setiap peserta didik akan meningkat.

Namun, saat ini minat membaca buku pelajaran sangatlah rendah pada diri peserta didik. Peserta didik lebih minat dalam membaca buku-buku cerita seperti novel, komik, serta membaca pesan atau status di suatu media sosial. Faktor dari kurangnya keinginan peserta didik membaca buku pelajaran di karenakan bentuknya yang tidak menarik, isinya yang membuat peserta didik pusing dan membuat mengantuk jika membacanya. Hal ini lah yang mengurangi minat membaca peserta didik. Padahal membaca sangatlah penting untuk memahami setiap makna pada setiap materi. Terutama pada pembelajaran matematika. Pemahaman mengenai soal sangat diperlukan, karena jika pemahaman dari bentuk soalnya saja sudah salah maka hasilnya pun akan salah. Apa lagi saat ini pembelajaran matematika lebih kepada soal-soal cerita dan permasalahan. Yang menuntut peserta didik harus memahami makna dari sebuah soal, agar dapat menentukan langkah penyelesaian yang tepat untuk soal tersebut.

Pembelajaran menggunakan media komik sebagai sarana penyampaian materi dapat menarik simpatik peserta didik dalam membaca. Menurut Dwi Nanto (dalam Kurniawati, 2014) ada beberapa alasan mengapa peserta didik akan memilih komik dari pada buku teks pelajaran, diantaranya; (1) komik tidak memiliki konsekuensi test apapun sehingga bila membaca komik peserta didik akan senang, (2) komik kaya akan ilustrasi yang bisa mencapai 90 % dari total isi komik. Ilustrasi ini tentunya mengajak alam imajinasi peserta didik dan mereka menyukai ini, (3) komik memberi tantangan agar pembacanya tidak berhenti pada satu halaman saja malainkan hingga tamat satu buku bahkan satu cerita besar yang bisa berisi puluhan buku, (4) komik menawarkan banyak genre yang tidak seperti buku pelajaran.

Dalam proses pembelajarannya ini akan menggunakan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition). Menurut Widyaningsih W, dkk, Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah suatu model pembelajaran dimana peserta didik belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda (dalam Qodariah et al., 2013:9). Dimana model pembelajaran ini menonjolkan atau mengajak peserta didik untuk membaca permasalahan secara bersama-sama atau bergantian, dengan demikian proses mencari pemecahan masalah pun akan lebih mudah diatasi atau ditemukan. Dengan banyak membaca permasalahan menggunakan media komin ini, diharapkan minat membaca peserta didik dalam membaca dan menyelesaikan soal-soal permasalahan matematika dapat meningkat.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun