Gaya hidup sedentary atau gaya hidup yang kurang bergerak, yang ditandai dengan waktu yang panjang dihabiskan untuk kegiatan yang tidak melibatkan aktivitas fisik, semakin umum di dunia modern. Perubahan pola kerja dan perkembangan teknologi menjadi faktor utama dalam peningkatan prevalensi gaya hidup ini. Artikel ini bertujuan untuk mengulas pengaruh gaya hidup sedentary terhadap kesehatan manusia, serta memberikan gambaran mengenai risiko yang timbul dari kebiasaan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup sedentary berhubungan dengan berbagai masalah kesehatan, seperti obesitas, penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan gangguan muskuloskeletal. Oleh karena itu, untuk mencegah dampak negatif dari kebiasaan sedentary adalah dengan melakukan perubahan gaya hidup yang melibatkan peningkatan aktivitas fisik.
KATA KUNCI:Â gaya hidup sedentary, kesehatan, obesitas, penyakit jantung, diabetes tipe 2, aktivitas fisik.
PENDAHULUAN
Dalam beberapa tahun terakhir, perubahan cara hidup dan perkembangan teknologi telah menyebabkan pergeseran besar dalam pola aktivitas manusia. Gaya hidup sedentary yang mengacu pada kegiatan yang melibatkan sedikit atau bahkan tidak ada aktivitas fisik telah menjadi ciri khas kehidupan modern, baik di kalangan anak-anak maupun orang dewasa. Waktu yang dihabiskan untuk duduk, seperti bekerja di depan komputer, menonton televisi, atau bermain gadget, telah meningkat secara signifikan.
Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gaya hidup sedentary menjadi salah satu faktor risiko utama untuk berbagai penyakit tidak menular. Aktivitas fisik yang rendah berkontribusi pada peningkatan angka kejadian obesitas, penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, serta gangguan kesehatan mental. Dengan meningkatnya prevalensi gaya hidup sedentary, pemahaman yang lebih baik mengenai dampak kesehatan dari kebiasaan ini sangat penting untuk upaya pencegahan dan pengelolaan penyakit terkait.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan mengkaji artikel-artikel ilmiah yang terkait dengan topik gaya hidup sedentary dan kesehatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Definisi dan Ciri-ciri Gaya Hidup Sedentary
Gaya hidup sedentary didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan dengan posisi duduk atau berbaring selama lebih dari enam jam per hari, tanpa diselingi dengan aktivitas fisik yang cukup. Ciri-ciri utama gaya hidup ini meliputi:
Pekerjaan yang bersifat statis, seperti pekerjaan kantor, yang mengharuskan individu duduk dalam waktu lama.
Aktivitas rekreasi yang minim gerakan, seperti menonton televisi, bermain video game, atau menggunakan perangkat digital.
Kurangnya partisipasi dalam aktivitas fisik yang meningkatkan frekuensi detak jantung dan memperkuat otot tubuh.
Meskipun tidak sepenuhnya aktivitas fisik ditiadakan, akan tetapi gaya hidup sedentary mencirikan waktu yang lama dihabiskan dalam posisi tidak bergerak, dengan sedikit atau tanpa aktivitas fisik.
Pengaruh Gaya Hidup Sedentary terhadap Kesehatan Fisik
1. Obesitas
Gaya hidup sedentary berhubungan erat dengan obesitas, kondisi di mana jumlah lemak dalam tubuh berlebihan, terutama di area perut. Akumulasi lemak disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik sehingga terjadi penurunan pembakaran kalori ketika tidak diimbangi dengan pola makan sehat. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang lebih banyak duduk atau menghabiskan waktu dengan kegiatan sedentary lebih cenderung memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang lebih tinggi.
2.Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Kurangnya gerakan fisik juga berperan pada berbagai masalah kardiovaskular, seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), peningkatan kadar kolesterol jahat (LDL), dan peningkatan risiko penyakit jantung koroner. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki waktu sedentary yang lebih lama memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, karena berkurangnya aktivitas yang dapat meningkatkan sirkulasi darah dan kesehatan pembuluh darah.
3. Diabetes Tipe 2
Gaya hidup sedentary juga menjadi faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2. Aktivitas fisik yang rendah menyebabkan resistensi insulin, kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, yang dapat meningkatkan kadar gula darah. Penurunan aktivitas fisik juga berhubungan dengan peningkatan berat badan, yang semakin meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
4. Gangguan Muskuloskeletal
Menghabiskan waktu yang lama dalam posisi duduk atau tidak bergerak dapat menyebabkan gangguan pada sistem muskuloskeletal, terutama nyeri punggung, leher, dan pinggul. Kelemahan otot dan ketegangan sendi sering terjadi akibat kurangnya gerakan, yang dalam jangka panjang dapat mempengaruhi postur tubuh dan mobilitas.
Dampak Gaya Hidup Sedentary terhadap Kesehatan Mental
Selain dampak fisik, gaya hidup sedentary juga memiliki dampak negatif pada kesehatan mental. Aktivitas fisik yang rendah berhubungan dengan peningkatan risiko depresi dan kecemasan. Gerakan tubuh yang teratur dapat merangsang pelepasan endorfin, zat kimia otak yang berperan dalam meningkatkan mood dan mengurangi stres. Oleh karena itu, kurangnya aktivitas fisik dapat memperburuk gejala gangguan mental seperti depresi dan kecemasan.
Upaya Mengurangi Dampak Gaya Hidup Sedentary
Dalam upaya mengurangi dampak negatif dari gaya hidup sedentary memerlukan perubahan dalam pola hidup sehari-hari. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi waktu sedentary meliputi:
1. Meningkatkan Aktivitas Fisik
Berdasarkan pedoman kesehatan WHO, setiap individu disarankan untuk melakukan setidaknya 150 menit aktivitas fisik intensitas sedang atau 75 menit aktivitas fisik intensitas tinggi setiap minggu. Aktivitas ini dapat berupa berjalan kaki, bersepeda, atau berolahraga di gym.
2. Peregangan dan Gerakan Ringan
Ketika bekerja di depan komputer atau duduk lama, penting untuk melakukan peregangan tubuh dan bergerak sedikit setiap 30 menit untuk memperlancar sirkulasi darah dan mengurangi ketegangan otot.
3.Penggunaan Teknologi untuk Meningkatkan Aktivitas
Teknologi juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan aktivitas fisik, seperti menggunakan aplikasi pelacak kebugaran atau perangkat wearable yang mengingatkan pengguna untuk bergerak.
Desain Lingkungan yang Mendukung Aktivitas Â
Lingkungan yang mendukung, seperti menyediakan ruang untuk berolahraga di rumah atau kantor, serta mendorong penggunaan tangga alih-alih lift, dapat membantu mengurangi waktu sedentary.
KESIMPULAN
Gaya hidup sedentary merupakan masalah kesehatan global yang perlu mendapatkan perhatian serius. Dampak negatifnya terhadap kesehatan fisik dan mental sangat besar, terutama dalam meningkatkan risiko obesitas, penyakit jantung, diabetes tipe 2, serta gangguan muskuloskeletal dan kesehatan mental. Oleh karena itu, penting untuk mengadopsi gaya hidup yang lebih aktif dengan meningkatkan frekuensi dan intensitas aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari. Pemerintah, organisasi kesehatan, serta masyarakat perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat dan aktif.
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization (WHO). (2020). "Physical activity and sedentary behaviour." Â
2. Lee, I. M., Shiroma, E. J., Lobelo, F., Puska, P., Blair, S. N., & Katzmarzyk, P. T. (2012). "Effect of physical inactivity on major non-communicable diseases worldwide: an analysis of burden of disease and life expectancy." Lancet, 380(9838), 219--229. Â
3. Biswas, A., Oh, P. I., Faulkner, G. E., Bajaj, R. R., Reeder, B. A., & Ross, R. (2015). "Sedentary time and its association with risk for disease incidence, mortality, and hospitalization in adults: a systematic review and meta-analysis." Annals of Internal Medicine, 162(2), 123--132.