Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Indonesia Tanah Air Beta

16 Mei 2011   14:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:34 85 0
Bagi orang yang tidak pernah merasakan menghirup udara dari negeri lain sepertiku mungkin tidak tahu benar apa artinya nasionalisme. Karena sejak lahir hingga hampir berusia 21 tahun sekarang aku selalu berada di tempat yang sama. Aceh, Indonesia.

Tapi satu hal yang sedari dulu telah aku sadari. Indonesia adalah negeri yang amat kaya. Tidak hanya dari darat yang banyak menghasilkan kayu, rotan, bahan tambang, minyak, dan masih banyak lagi yang tidak mungkin aku sebutkan satu persatu. Juga udara bersih yang mungkin sudah jarang ditemui di negara-negara besar karena populas hutannya yang sudah mnurun. Hutan adalah sesuatu yang masih sangat mudah untuk dijumpai di negara ini. Walaupun tidak semua wilayahnya memiliki hutan yang belum terjamah. Tapi jika memang benar-benar ingin melihat hutan yang belum terjamah, pergilah ke propinsiku (Aceh) karena disini kami masih mempunyai hutan dengan area yang begitu besar.

Bukan hanya hutan yang membuat Indonesia kaya, tapi Indonesia juga terkenal dengan lautnya. Terletak diantara dua samudera dan dua benua, membuat Indonesia kaya akan ikan-ikan yang melimpah, rumput laut, dan masih banyak lagi kekayaan hayati Indonesia.

Indonesia juga memiliki sumber daya manusia yang hebat. Terbukti dengan tidak sedikit ilmuwan dari Indonesia yang menjadi orang-orang di negara super power sebut saja Prof Dr. Ing BJ Habibie yang telah memegang 46 hak paten dalam bidang aerodinamika. Prof Dr. Ken Kawan Soetanto, adalah orang Surabaya yang telah meraih empat gelar Doktor dan juga memegang 31 hak paten di negeri sakura Jepang. Johny Setiawan, Ph.D  yang memimpin tim peneliti di Max Planck Institute for Astronomy (MPIA), Heidelberg, Jerman itu menemukan planet pertama yang disebut TW Hydrae b dan bintang baru TW Hydrae dengan menggunakan teleskop spektrograf F EROS sepanjang 2,2 meter di La Silla Observatory, Chile. Hal ini juga terbukti dengan dibentuknya I - 4 (Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional) pada tanggal 5 July 2009. Walaupun tak sedikit pula dari mereka tidak diterima di negara mereka sendiri.

Disini pula kita dapat melihat senyum-senyum kecil mengembang ketika bermain layangan di pematang sawah, ketika sore harinya menghalau kerbau-kerbau pulang ke kandang, ketika padi-padi mulai menguning semua orang bekerja sama untuk memotongnya (tradisi gotong royong yang sampai saat ini masih terjaga di beberapa daerah).

Semua ini hanya ada di Indonesia. Indonesia tanah airku, tanah airmu. Tanah kelahiranku juga tanah kelahiranmu.


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun