"Bonjour Monsieur", "Bonjour Madame, apa kabar ?"; "Saya baik-baik saja, terima kasih, dan bagaimana kabar anda?"; "Saya pun baik-baik saja. Terima kasih". Dialog yang biasa berlangsung sebagai sapaan santun antar yang baru bertemu.
Selanjutnya kembali dalam kesibukan masing-masing, sambil menunggu bis yang menurut jadwal akan tiba dalam hitungan menit.
Pria tersebut, seorang kakek tua yang berjalan tertatih menggunakan tongkat, tapi tidak terlihat ringkih. Nampak hangat dalam balutan jas panjang berlapiskan sweater tebal. Tetap berpenampilan serasi dalam sosok ketuaannya. Sang wanita muda berbalut celana jeans, sweater, jaket pendek dan bersepatu boot yang nyaman untuk berjalan, siap menjalankan aktivitasnya dalam dinginnya udara berselimutkan sinar matahari yang masih malu-malu.
Tak lama berselang bis pun terlihat muncul dari tikungan. Saat bis tiba dan berhenti tepat di depan, wanita yang merasa jauh lebih muda dan sehat, mempersilakan kakek tua untuk masuk terlebih dahulu. Jawabannya cukup mengagetkan; "... tidak, tidak, silakan naik... Kapanpun, wanita haruslah didahulukan.... "
Oh la la Monsieur, dalam ketuaanmu anda tetap menampilkan sosok seorang pria sejati.
