Benda tersebut adalah Handphone. Sebuah alat ilmu pengetahuan teknologi tercanggih yang pernah ada. Dengan menggunakan Handphone kita bisa mendapatkan informasi, berita apapun dan dimana pun. Kita bisa saling bertukar kabar dengan kerabat jauh sekalipun itu di luar negeri. Tanpa adanya gangguan. Kita tidak perlu lagi mengirim surat layaknya era 90-an.
Orangtua yang ketinggalan zaman atau sering di sebut gaptek pun (gagap teknologi) di zaman ini tidak mau ketinggalan oleh anaknya. Dahulu Handphone anak lah yang paling bagus dan orangtua kita menggunakan Handphone yang bisa mengirim sms dan telepon saja. Namun, sekarang Handphone orangtua yang lebih keren dan bagus daripada anaknya.
Dengan harga ratusan ribu kita sudah dapat membeli Handphone. Sehingga memudahkan semua orang untuk dapat memilikinya. Mungkin akan terlihat aneh ketika kita menjumpai remaja yang gaptek. Karena diusianya yang masih belasan tahun pasti sudah tahu bagaimana cara menggunakan alat iptek tercanggih tersebut.
Sudah tidak aneh lagi, ketika kita melihat orang-orang berkumpul di kafetaria, di transportasi umum, di taman, di stasiun kereta api, di sekolah dll. Tetapi mereka saling menundukkan kepala melihat Handphone nya masing-masing. Mereka berkumpul tapi tidak mengobrol. Mereka dalam satu tempat yang sama, namun mereka layaknya orang asing. Bahkan saat berkumpul dengan keluarga pun kita selalu saja menunduk melihat Handphone.
Keadaan Indonesia sekarang sangatlah miris. Budaya menunduk sudah merajalela. Dahulu kita melihat ramainya orang mengobrol, meskipun itu bukan dengan orang yang dikenalnya. Namun, sekarang hal itu jarang terlihat lagi. Sekarang mereka sibuk dengan dunianya masing-masing. Menghiraukan orang-orang yang berada di sekitar mereka.
Saat kita sedang berkumpul dengan teman, keluarga, dan kerabat rasanya meletakkan Handphone akan jauh lebih baik. Karena kita dapat berkomunikasi dengan sangat baik. Mengobrol, saling menanyai kabar, dan tidak ada yang menundukkan kepalanya. Seperti saat sedang mengheningkan cipta.