terbawa dentum jam
seayun-seayun tenang
ditimang tengkuk kaki
yang merangkak gemang
dimana aku bisa menetes ke tempat tidurmu?
dimana aku bisa jadi semangkuk cumbu?
dimana aku bisa meniduri kelopak matamu?
dimana aku bisa bermekaran di pagi tanpa dua helai tisu?
dan biarlah aku menjadi yang paling luluh lantah ke jalanan
yang lebih kerdil dari damaiku pada pukul enam
dan terurai dan bersatu dan berkeping dan berkobar
dan biarlah untuk sementara
jadi begini saja