Untuk memeriahkan perayaan Tahun Baru Imlek 2014 di Sydney, Pemerintah Kota Sydney menyelenggarakan twilight parade pada hari Minggu malam, 2 Februari. Parade  ini berlangsung sangat meriah, yang prosesinya dimulai dari Balaikota Sydney hingga berakhir di China Town, diikuti oleh kurang lebih 3000 peserta dengan menampilkan berbagai macam ornament lampion yang bertemakan Tahun Kuda 2565, yang sangat mendapatkan perhatian segenap masyarakat multikultur Sydney. Masyarakat Sydney yang tumpah ruah disepanjang jalan George (George street) diperkirakan disesaki oleh sedikitnya 1 juta orang, terdiri dari berbagai lapisan etnis yang berdiam di kota terbesar Australia dalam hal bisnis dan jumlah penduduk. Pawai Imlek ini menjadi salah satu icon Sydney untuk menarik wisatawan lokal dan manca negara.
Pawai ini bukan saja diikuti oleh peserta keturunan etnis China, Vietnam dan Korea di Sydney namun juga melibatkan masyarakat kulit putih dan berbagai etnis lainnya di New South Wales. Pemerintah Federal Australia khususnya di New South Wales sangat menghormati kebinekaan masyarakat namun harus hidup dalam harmonisasi. Penghormatan terhadap harmonisasi masyarakat multi kultur ini tercermin dengan adanya dukungan pemerintah terhadap kegiatan-kegiatan multikultur masyarakat. Kegiatan yang didukung diantaranya penyelenggaraan festival-festival yang berlatarbelakang etnis dan juga mendorong pengajaran-pengajaran bahasa dari etnis-etnis yang berada di New South Wales.
Pengajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu kegiatan masyarakat multikultur yang didukung oleh Pemerintah New South Wales. Saat ini terdapat 2 sekolah khusus yang mengajarkan Bahasa Indonesia pada hari Sabtu, yakni Sekolah Bahasa Indonesia Pelangi Campbeltown dan Sekolah Bahasa Indonesia Ashabul Kahfi Sydney, yang masing-masing diikuti oleh puluhan murid keturunan masyarakat Indonesia dan multikultur lainnya. Pembentukan sekolah Bahasa Indonesia ini dimaksudkan kepada anak-anak masyarakat Indonesia yang telah lahir di Australia bahkan sudah menjadi warga Negara Australia serta  tidak lagi memahami Bahasa Indonesia. Namun dalam kenyataannya, anak-anak dari etnis lain ikut bergabung dalam Sekolah Bahasa Indonesia ini. Dalam sekolah bahasa ini, selain pengajaran Bahasa Indonesia, juga dilakukan kegiatan kepramukaan, pelatihan tarian budaya dan permainan alat musik tradisional Indonesia, seperti alat musik angklung. Pemerintah NSW juga mendukung pengajaran Bahasa Indonesia di berbagai tingkatan sekolah negeri mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah menengah serta perguruan tinggi. Untuk menyemangati pengajaran Bahasa Indonesia, KJRI Sydney dan Departemen Pendidikan dan Komunitasi Pemerintah NSW, tiap tahunnya menyelenggarakan lomba Kompetisi Siswa yang diikuti para siswa sekolah dari seluruh Negara Bagian NSW yang mengikuti program Bahasa Indonesia, serta pemberian bea siswa kepada siswa sekolah yang berprestasi dalam program Bahasa Indonesia.
Kegiatan multikultur masyarakat Indonesia lainnya yang didukung pemerintah NSW diantaranya adalah Festival Indonesia yang biasanya dilaksanakan pada bulan September. Festival ini juga turut didukung sepenuhnya oleh KJRI Sydney, yang menampilkan pertunjukan kesenian dan budaya Indonesia, kuliner, pemeran pariwisata dan produk UKM, dan telah menjadi festival yang ditunggu-tunggu masyarakat Sydney dan sekitarnya. Tiap tahun festival Indonesia ini dikunjungi sedikitnya 20 ribuan masyarakat multikultur yang sangat antusias ingin melihat pertunjukan kesenian dan pameran serta ingin mencicipi berbagai hidangan kuliner tradisional Indonesia. Tempat pelaksanaan festival di Darling Harbour yang merupakan daerah wisata teramai di Sydney. Festival Indonesia ini menjadi salah satu festival multikultur  terbesar di Sydney. Pemerintah pusat dan daerah Indonesia aktif berpartisipasi dalam festival ini dan juga dilakukan pertemuan dengan mitra kerja mereka di Sydney untuk mempromosikan kunjungan pariwisata ke Indonesia serta peluang ekonomi kreatif.
Nicolas Manoppo