Telah menjadi hakikat bagi manusia sejak lama untuk percaya. Sistem kepercayaan atau agama dapat ditemukan di sepanjang sejarah peradaban umat manusia dan semua budaya yang diketahui. Namun, pernahkah terlintas di pikiran anda mengenai alasan fundamental dan radikal di balik keharusan seorang individual untuk percaya kepada eksistensi sebuah sosok yang lebih besar? Sistem kepercayaan didasarkan pada kebudayaan dan pola pikir manusia, serta merupakan manifestasi dari kesadaran kita sebagai makhluk sosial dan kecenderungan kita untuk melihat dunia dari sudut pandang manusia. Dua sistem kepercayaan prasejarah paling tua pada peradaban manusia adalah animisme dan dinamisme. Dinamisme merupakan sistem kepercayaan di mana sebuah objek diyakini memiliki kekuatan besar yang dapat mendatangkan bencana atau kebaikan, sedangkan animisme merupakan kepercayaan yang meyakini bahwa segala sesuatu di dunia ini memiliki esensi spritual dan roh yang mendiami mereka. Walaupun begitu, sistem kepercayaan belum menjadi fokus utama bagi manusia yang hidup pada zaman prasejarah. Sistem kepercayaan zaman prasejarah tentu memiliki pengaruh dan menjadi perintis bagi perkembangan kepercayaan sepanjang sejarah. Hal ini menyebabkan keragaman sistem kepercayaan atau agama yang bisa diamati di zaman ini. Oleh karena natur dan hati nurani manusia yang rusak, perbedaan yang ada sering dijadikan justifikasi untuk menginisiasi perpecahan. Padahal, kerukunan di antara umat beragama harus senantiasa dipelihara guna menciptakan lingkungan yang harmonis dan sejahtera.
KEMBALI KE ARTIKEL