Taman Mangrove yang sekarang dibangun di desa itu semula adalah sebuah kawasan kumuh perkampungan nelayan. Daerah tempat nelayan menjual hasil melautnya atau lebih dikenal dengan tempat pelelangan ikan yang ditata rapi dan ditanami ribuan pohon Mangrove.
Wisata Mangrove Ketapang  Urban Aquaculture dibangun dengan megah di kawasan itu sebagai tempat wisata alternatif masyarakat setempat. Pada saat Tangerang menjadi tuan rumah event Internasional Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia (PEMSEA), Taman Hutan Mangrove adalah salah satu lokasi  field visit yang  dikunjungi oleh para peserta delegasi PEMSEA tersebut.
Kini Taman Hutan Mangrove Ketapang terbuka untuk umum. Bagi anda yang akan berkunjung ke sana, dari Jakarta jaraknya sekitar 63,5 Km atau kurang lebih 1,5 jam. Tiket untuk masuk ke kawasan hutan tersebut sebesar Rp. 15.000,-/orang (lima belas ribu rupiah).
Jika kita masuk ke kawasan Wisata Mangrove  dari sebelah kiri kantor Desa Ketapang, pesona keindahan taman Mangrove Ketapang akan anda nikmati mulai dari sebelum pintu masuk. Ada Taman Otto Iskandardinata serta taman dengan tulisan Avicenna Mangrove Corner yang asri.
Selain itu Anda juga dapat mencicipi berbagai kuliner dan jajanan yang berderet di sekitar aliran sungai di dekatnya. Sungai itu merupakan muara yang menghubungkan ke laut pantai Utara. Di atasnya dibangun  jembatan yang dinamakan Jembatan Cinta. Dari ketinggian jembatan di atas sungai, kita akan melihat indahnya  pesona laut pantai Utara.
Setelah masuk kawasan Taman Mangrove mata kita akan langsung tertuju ke sebuah bangunan megahdengan atap menyerupaiMimi dan Mintuna. Sebuah binatang beruas atau Arthropoda yang biasanya disebut dengan belangkas, kepiting tapal kuda atau horseshoe crab, penghuni perairan dangkal wilayah paya-paya dan kawasan magrove.Â