“
Kamu itu dikasih tahu kok ga mau nurut,” kata ibu sambil mengguncang-guncang kepala saya. Itu terjadi puluhan tahun lalu, ketika pertama kali saya memiliki hak untuk berpolitik secara aktif. Saat itu hanya 3 (tiga) partai politik, dan karena melihat situasi yang ada saya memiliki pandangan yang berbeda dengan ibu saya. Saya mengungkapkan keinginan saya untuk mengikuti pawai kampanye salah satu partai yang berbeda dengan yang diyakini ibu. Dan itulah yang terjadi, di teras rumah saya diguncang kepala oleh beliau karena perbedaan. Namun berbeda dengan Ibu, almarhum Bapak saya waktu itu dengan lebih bijak mengatakan, “
Kalau bisa, pawainya ikut yang ibu mau, tapi kalau milihnya terserah kamu.”
KEMBALI KE ARTIKEL