Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Aplikasi Teknologi Android dengan Penyakit Gastroesophageal Reflux Diseas (Gerd)

22 November 2021   18:06 Diperbarui: 9 Desember 2021   15:34 547 0

PEMANFAATAN APLIKASI TEKNOLOGI ANDROID DENGAN PENYAKIT GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD)

Neta Eka Aprilia

Jurusan Keperawatan STIKes Mitra Keluarga, Jalan Pengasinan Rawa Semut Margahayu Bekasi Timur


Gastrointestinal reflux disease (GERD) merupakan penyakit pada sistem pencernaan di mana asam lambung dan kerongkongan mengiritasi lapisan saluran pencernaan. Masyarakat belum banyak mengetahui tentang GERD, masih sangat sedikit menyadari bahwa ketika masih muda, terkadang kebiasaan menunda makan beberapa kali menyebabkan lambung mengeluarkan terlalu banyak asam lambung, berbahaya bagi kesehatan (Botteri et al., 2021). 

Lower esophageal sphincter (LES) adalah cincin di otot esofagus bagian bawah yang berfungsi sebagai katup untuk mencegah asam lambung naik ke kerongkongan. ORS juga merupakan sudut antara kerongkongan dan lambung. Gangguan fungsi LES disebabkan oleh penurunan tekanan LES. LES sering melebar, sehingga  asam lambung lebih mudah untuk refluks atau kerongkongan naik (Herrington, 2018). GERD memiliki tiga entitas yaitu erosif refluks (ERD), refluks non-erosif (NERD), dan kerongkongan Barrett, yang menghubungkan mulut dan kerongkongan, menyebabkan pendarahan, dan kejang pada perut dibagian lain dari tubuh.

Perancangan aplikasi ini, memperkenalkan GERD dan menampilkan informasi tentang penyebab GERD menggunakan gambar. Selain itu, ada informasi tentang cara menghindari GERD melalui perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan remaja dalam kehidupan sehari-hari. GERD adalah suatu kondisi yang ditandai dengan rasa sakit di ulu hati atau sensasi terbakar di dada yang disebabkan oleh naiknya asam lambung ke kerongkongan. 

Hal ini akan menimbulkan rasa panas di dada (heartburn) di dalam leher bahkan di tenggorokan. Penyebab refluks asam sering dikaitkan dengan kelebihan berat badan, hamil atau makan makanan tinggi lemak. Gejala GERD yang terlihat adalah sensasi terbakar di dada atau mulas. Akibatnya, kita akan merasa tidak nyaman setelah menyantap makanan tersebut. Mulut dan tenggorokan juga akan menjadi tidak nyaman. Kita juga akan mengalami mual, nyeri dan kesulitan menelan makanan. Perawatan serius diperlukan jika gejala GERD di atas terus berlanjut (Assyifa, 2019).

Perkembangan teknologi smartphone sudah semakin canggih, memberikan banyak kemudahan akan membantu masyarakat mengetahui penyakit GERD melalui teknologi. Pada teknologi ini menggunakan aplikasi sistem pakar adalah penyakit GERD dan bentuk perut. Sistem ini memiliki salah satu sistem informasi yang berisikan pengetahuan, dan konsultasi. 

Sistem ini memiliki aplikasi seperti website dan android adalah system operasi yang dikembangkan untuk perangkat mobile berbasis sumber terbuka linux, pada awalnya system operasi ini dikembangkan oleh android inc diminati banyak masyarakat karena bagus untuk mengetahui berbagai macam aplikasi tentang penyakit GERD dalam memenuhi kebutuhan (Setiawan, 2019). Aplikasi dibuat dengan fungsionalitas sistem mobile. Sistem pakar dianggap menyimpan informasi pengetahuan dalam program Android dan komputer dengan berbagai diagnose.

Dalam pemanfaatan secara luas perkembangan penggunaan teknologi tersebut dalam berbagai bidang, salah satunya adalah bidang medis atau kedokteran. Aplikasi ini Meningkatkan produktivitas karena sistem pakar dapat berjalan lebih cepat, tingkatkan kualitas dengan memberikan saran yang konsisten dan meminimalkan kesalahan, handal karena sistem pakar tidak pernah bosan, lelah atau sakit (Rahman, 2017).

kelebihannya adalah setiap saat orang dapat menggunakan informasi teknologinya sendiri. Dari kekurangan aplikasi sangat mahal untuk dibuat dan dipelihara, Sulit untuk dikembangkan, karena keterbatasan keahlian dan ketersediaan ahli Tidak selalu sepadan (Sutojo,  2011).


REFERENSI

Assyifa, M. N. (2019). Aplikasi Sistem Pakar Berbasis Android Untuk Diagnosis Penyakit Gastroesophageal Reflux Disease (Gerd) Dengan Metode Certainty Factor. Jurnal Ilmiah Teknologi Dan Rekayasa, 24(2), 78--90. https://doi.org/10.35760/tr.2019.v24i2.2387

Botteri, E., Molfino, S., Caprioli, M., Turolo, C., & Vettoretto, N. (2021). New technology minimally invasive for the treatment of gastro-esophageal reflux disease: LINX. Laparoscopic Surgery, 5, 1--7. https://doi.org/10.21037/ls-20-65

Rahman, F. (2017). Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor Untuk Menentukan Jenis Gangguan Disleksia Berbasis Web. Jurnal Inkofar, 1(1), 12--17. https://doi.org/10.46846/jurnalinkofar.v1i1.4

Ramdhan, A., & Bunga, N. A. (2021). Perancangan Aplikasi "Kenali Gerd" Untuk Remaja. REKA MAKNA: Jurnal Komunikasi Visual, 1(1), 10. https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekamakna/article/view/4806

Setiawan, D. (2019). Erosif, Gastritis Kronis, Dispepsia, Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Ulkus Peptikum , Karsinoma/kangker.

Sutojo, T; Mulyanto, Edi; Suhartono, V. (2011). Kecerdasan Buatan. 211--235.


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun