Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Fantasi

25 November 2010   07:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:19 262 0
Terdengar alunan lagu  ‘Lenka-Like A Song’ dari sebuah handphone yang terletak diatas kasur. Nampak sebuah nama indah yang sangat tak asing bagi hati dan otakku. Dewa! Aku tersenyum menerima panggilan dari pacarku. Ku tekan tombol hijau agar segera mendengar suaranya.

“Halo?”.

“Halo sayang… Bagaimana liburan kita hari ini?” tanya Dewa.

“Sempurna…! Hehehe...” jawabku senang.

“Mau tambah sempurna gak sayang?” tanya Dewa.

“Mauuu doong!” jawabku semangat. “Gimana caranya?”.

“Cepat bersiap yang cantik! Satu jam lagi aku tunggu kamu di lobby hotel… Jangan kecewakan aku ya sayang…” pinta Dewa.

“Oke sayang…”. Ah, Dewa! Dia selalu bisa membuatku merasa istimewa.

“Well, good bye… See you…”.

***

Hatiku melompat riang, satu jam lagi akan ada kencan romantis antara diriku dan Dewa! Cowok yang setia menjadi pacarku selama 2 tahun terakhir ini. Oh Tuhan… Imajinasi ini sungguh sempurna bagiku! Membayangkan kami akan duduk di sebuah meja dengan satu lilin yang menyala redup, dihiasi pemandangan tepi pantai yang mempesona, serna terpaan angin yang sejuk. Aaaah, fantasi itu terus berputar-putar dalam otakku.

Trada!! Ini aku dengan gaun malamku yang siap menghabiskan malam indah ini bersama Dewa! Tak mau membuang-buang waktu sedikitpun, aku langsung turun ke lobby untuk menemui pangeranku yang sudah menunggu. Langkah kaki ku percepat menuju lift, dan ketika pintu lift terbuka, aku langsung masuk dan menekan tombol ‘1’  diantara sekian puluh tombol yang tertera. Saat lift mulai bergerak turun, aku semakin tidak sabar menemui Dewa.

Dewa! Sosoknya langsung ku lihat ketika pintu lift kembali terbuka. Aku tersenyum menatapnya dan dengan cepat menghampirinya.

“Kamu cantik…” ucap Dewa memuji penampilanku.

Aku tersipu malu mendengarnya dan hanya mampu membalas dengan kata sederhana, “Terimakasih”

Dia mula meraih tanganku dan menggenggamnya, membimbingku melangkah menuju mobil yang terparkir tepat di depan hotel. Dengan waktu singkat, kami sampai di depan sebuah café. Pelayan yang berjaga menyapa kami dengan ramah.

“Silahkan Mas, meja yang Anda pesan sudah siap…” ucap pelayan itu.

“Baik… Terima kasih…” balas Dewa sambil memberikan sejumlah tip.

Lalu kami berjalan menuju meja pesanan Dewa. Aneh! Dihadapan kami sekarang tidak ada meja yang kosong satupun! Lantas dimana meja pesanan Dewa itu?

Seorang wanita melambai-lambaikan tangannya kearah kami. Siapa dia? Oh tidak, jarak pandangku terbatas dan aku lupa memakan softlens demi membantu penglihatanku.

Arah langkah Dewa menghampiri meja wanita itu, aku pun hanya bisa mengikutinya tanpa mengerti apa-apa. Hah!? Apa-apaan ini? Bukankah kami akan makan malam berdua? Mengapa malah menghampiri meja itu? Aku menjadi lebih bingung dan terkejut saat aku dapat melihat jelas wajah wanita itu.

SELLA!?

“Ah lama nih kalian!” ucap Sella tanpa dosa sedikitpun.

Aku memandang Dewa dengan tajam! Tak mengerti apa maksud semua ini!

“Maaf…” balas Drwa yang tidak menyadari pandanganku. “Oh iya… Ayo sayang kita duduk, makanan untuk kita sebentar lagi datang…” ucapnya juga tanpa dosa.

“KITA!?” ucapku menyindir.

“Iya… Kita! Kita liburan bertiga kan? Rasanya tidak adil jika ada satu yang terlupakan… Apa kamu keberatan?” tanya Dewa, lagi-lagi dengan tampang tanpa dosa.

Aku terdiam, KECEWA!

Ya, sesungguhnya aku amat kecewa! Semua fantasi kencan romantis dalam benakku hangus sudah! Aah, betapa bodohnya aku mengharapkannya! Dan bahkan aku lupa bahwa kami liburan bertiga saat Dewa mengajakku pergi makan malam via telpon tadi. Huft, sulit sekali perasaanku mala mini, aku kecewa, tapi juga merasa berdosa bila membiarkan sahabat terbaikku makan malam sendiri sementara aku bersenang-senang bersama Dewa.

“Hmm, maafin gue ya, Din… Kalo lo kecewa… Lagian emang dasar gue nya aja yang bego, mau aja gangguin orang pacaran! Gue pindah ke meja lain aja ya, biar kalian bisa romantis-romantisan! Hehehe..” sahut Sella yang ikut-ikut memajang wajah tanpa dosa, sungguh membuatku semakin serba salah.

“Jangan Sel, udah lu jangan pindah kemana-mana!” balasku. “Gue juga gak mau egois! Kita liburan bertiga! Bener kata Dewa…”.

Yeah aku merelakan semua fantasi romantisku melayang demi kelangsungan persahabatanku dengan Sella yang sudah terbina selama 4 tahun. Dan aku mulai berusaha menikmati makan malam bersama pacar dan sahabatku! Ku biarkan fantasi romantis itu berganti dengan keindahan persahabatan diantara cinta yang ada.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun