Mohon tunggu...
KOMENTAR
Analisis

Puji Pidato Jokowi, Anisa Pohan Sindir Prabowo?

5 Juni 2019   19:44 Diperbarui: 5 Juni 2019   20:01 1706 11
Manusia kadang dibilang aneh. Ya, karena sifat dan karakter manusia tidak sama. Ada yang pemarah, penakut, pemalu, pemalas dan pe...... lainnya. Tetapi disamping itu, Manusia punya nilai baiknya. Tidak pemarah, tidak penakut, tidak pemalu, tidak pemalas dan tidak pe..... lainnya.

Namun, tidak berarti seorang pemarah memiliki sisi baik tidak pemarah. Hehe. Sisi baiknya pasti hal yang lain. Intinya bahwa manusia memiliki dua sisi yang tidak dapat dipisahkan yaitu kelebihan dan kekurangan.

Entah statusnya menjadi seorang pemimpin yang hebat atau apapun itu yang dianggap luar biasa oleh orang lain, selagi ia adalah seorang manusia, ia tetap memiliki kekurangan.

Begitupun Jokowi dan Prabowo walaupun mereka calon orang nomor satu di Indonesia, mereka tetap memiliki kekurangan. Prabowo mungkin dinilai orang yang marah-marah dan ceplas-ceplos. Jokowi mungkin juga dinilai pendiam dan sebagainya. Penilaian pun tergantung masing-masing orang.

Baru berapa hari yang lalu kita melewati sebuah kedukaan yang menimpa bangsa Indonesia. Berpulangnya Ibu Ani Yudhoyono adalah kehilangan Flamboyan nan indah yang pernah dimiliki Indonesia.

Namun, duka itu diusik oleh secuil kalimat yang tidak disangka mengecewakan SBY dan keluarga bahkan seluruh bangsa Indonesia. Secuil kalimat itu terselip belasungkawa Prabowo Subianto ketika bertakziah ke SBY dan keluarga di Cikeas.

Disisi lain, Jokowi menyampaikan pidatonya yang sangat menarik dan sangat indah dan manis didengar. Bahkan, ia menyinggung Flamboyan karya SBY sebelum Ibu Ani meninggal.

Dalam akun Twitternya, Anisa Pohan, menantu SBY mengatakan bahwa pidato itu memang sangat indah. Bahkan ia mengatakan bahwa jika Ibu Ani masih hidup, pasti ia senang mendengarnya.

"Terima kasih kepada Presiden @jokowi yang sudah memberikan pidato perpisahan kepada Memo @aniyudhoyono di pelepasan terakhirnya di TMP Kalibata. "Pidato Bapak sangat sangat indah...jika Ibu dapat melihat semuanya pasti akan sangat berbahagia dan tersenyum kepada bapak seperti di foto ini," cuitan Anisa Pohan di akun Twitternya.

Apakah pujian Anisa Pohan kepada Jokowi ingin menyindir Prabowo yang dalam belasungkawanya mengecewakan SBY? Jawabannya adalah tergantung perspektif masing-masing orang.

Kebanyakan orang awam akan bebas menafsirkan maksud dari menantu SBY ini. Ada yang pastinya menafsirkan cuitan tersebut sebagai sindiran untuk Prabowo sedangkan ada yang pasti menafsirkan itu sebagai pujian biasa yang pantas untuk pidato mantan Walikota Solo itu.

Menyindir Prabowo, Ya. Mengapa? Cuitan tersebut hampir bersamaan dengan komentar SBY terhadap apa yang disampaikan Prabowo.

Pujian murni untuk Jokowi, Ya. Mengapa? Pidato itu benar-benar menyentuh dan manis didengar oleh siapapun apalagi menyinggung Flamboyannya SBY.

Maaf, media tidak membahas ini. Netizen juga tidak membahas ini. Saya pun tidak ingin membahas ini. Bahkan, menulis inipun saya masih menundanya. Namun, hati ini ingin menyampaikannya.

Saya hanya ingin tidak ada yang bebas menafsirkan maksud dari Anisa Pohan ini. Saya hanya ingin kita berhenti membuat sebuah penafsiran yang memecah belah persatuan.

Alasannya adalah, Media Sosial dijadikan sebagai wahana untuk melakukan segala sesuatu tanpa memikirkan secara matang sehingga menimbulkan sebuah huru-hara. Ya, itulah situasi Indonesia saat ini.

Media sosial adalah wahana untuk berperang kata-kata. Tak heran, media sosial menjadi rawan penyebaran hoax.

Oleh karena itu, melalui tulisan ini. Segala bentuk penafsiran terhadap dua kubu antara SBY dan Prabowo dihentikan. Toh, mereka sudah saling memaafkan. Saat ini pun, Idul Fitri dirayakan. Yah, semua sudah saling memaafkan. Mari melupakan masa lalu. Mari merajut cinta dan kasih.

Selamat Idul Fitri, Mohon maaf lahir dan batin
.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun