Program Kelas Tahsin sendiri sudah lama ada, tapi saya baru menyadari atau mengetahui ya 3-4 tahun terakhir ini. Telat sih, tapi tidak ada kata terlambat untuk belajar dan meski usia juga tidak lagi muda. Ada beberapa guru yang mengajarkan dengan berbeda hari.
Seharusnya saya masuk di kelas Senin dan Rabu. Kelas yang ditujukan bagi "murid" yang sudah menuntaskan materi Mutqin dan beralih membaca Alquran. Tapi berhubung hari kerja, jadi saya minta di hari Sabtu berbarengan dengan "murid" yang mempelajari materi Mutqin.
Tidak apa-apa. Ada untungnya juga sih. Saya jadi bisa kembali mengulang materi-materi yang sudah saya pelajari. Untuk menguatkan ingatan saja. Menyimak kembali penjelasan Ustadzah Zahra Faiza atas satu materi.
Kebetulan, saya sudah di juzz 28. Meski saya sudah bisa dibilang lancar membaca Alquran sesuai tadjwid, tetap saja masih ada kesalahan saat membacanya sehingga perlu dikoreksi oleh Ustadzah. Terkadang juga apa yang saya baca aman-aman saja alias tidak ada kesalahan.
Kalau kata Ustadzah sih sudah ada peningkatan dibandingkan saat awal mengikuti kelas tahsin. Di awal-awal itu saya ternyata banyak mengalami kesalahan membaca Alquran. Misalnya, harusnya 2 harakat eh dibaca 1 harakat. Harusnya dibacanya pendek eh ternyata saya membacanya panjang.
Cara membaca makhraj juga sering banget dikoreksi. Dulu mana saya tahu huruf "qolqolah" yang kalau dibaca harus memantul. Dulu mana saya tahu huruf izhar yang kalau dibaca harus jelas. Dulu mana saya tahu tanda waqaf dan banyak lagi ketidaktahuan saya yang lainnya.
Saat itu, saya merasa saya sudah lancar membaca Alquran. Terlebih saya pernah ikut lomba murrotal dan meraih juara harapan. Dulu banget itu, sebelum saya menikah.