Jendelanya kerap susah ditutup. Jika hujan deras, penumpang yang duduk dekat jendela seketika berdiri. Saat berdiri, tempat duduk pun dibasahi oleh cipratan air hujan. Ada juga yang tetap duduk karena "berlindung" dari penumpang yang berdiri.
Dulu banget, ketika KRL tidak senyaman sekarang. Ketika pintu-pintu gerbong tidak bisa ditutup. Entah karena efek ulah penumpang yang kerap mengganjalnya atau karena ada penumpang yang duduk di pintu gerbang.
Ketika hujan, gerbong kereta kerap mengalami bocor di sana sini. Karena tidak ada tempat berpijak lagi, maka penumpang pun pasrah. Membiarkan bajunya basah. Mau bagaimana lagi?
Beruntung kalau terjadinya di siang hari, yang kondisi penumpangnya tidak ramai. Beberapa penumpang, termasuk saya, memakai payung di dalam gerbong agar tidak terkena tetesan air. Ada juga yang berpindah tempat duduk mencari yang aman dari cipratan air hujan.
Jika kondisi ramai dan disesaki penumpang, maka siapkan fisik karena untuk berpijak saja susah. Jangankan untuk berdiri, untuk berpegangan juga sulit. Terkadang tubuh terdorong dan terhempas.
Untuk membuktikan tulang kuat sepertinya tidak perlu minum susu tinggi kalsium penguat tulang. Berjibaku dengan sesaknya penumpang bisa dijadikan latihan membentuk tulang kuat.
Ada kejadian yang sering saya alami. Saya berdiri entah di gerbong berapa, eh saya ke luar di gerbong berbeda karena terdorong penumpang. Pas mau turun saya jatuh terjerembab. Untung tidak terinjak-injak. Nah, kan sudah jatuh saja masih dibilang untung.